Selasa, 25 Desember 2018

TUGAS SIM, MAYANG SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, BLOG DAN DATABASE, 2018.

“KONSEP BLOG DAN SISTEM DATABASE, KHUSUSNYA DALAM MENDUKUNG DAN MENUNJANG AKTIFITAS OPERASIONAL PERUSAHAAN” SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA 1. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA Sistem informasi sumber daya manusia adalah sistem yang bertugas untuk mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan sumber daya manusia, mengubah data tersebut menjadi informasi, dan melaporkan informasi itu kepada pemakai, dimana data-data yang telah diperoleh tersebut merupakan data yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk meningkatkan keputusan SDM. Sistem informasi sumber daya manusia adalah sebuah sistem yang mendukung proses pengambilan keputusan dengan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan. Informasi yang disediakan merupakan informasi mengenai kebutuhan akan pegawai dalam sebuah organisasi, informasi perekrutan pegawai, informasi data pegawai, informasi pengelolaan pegawai selama menjadi bagian dari organisasi tersebut, dan informasi mengenai pemberhentian pegawai. Sistem informasi sumber daya manusia merupakan sebuah bentuk interaksi atau pertemuan antara bidang ilmu manajemen sumber daya manusia dan teknologi informasi. Ssistem ini menggabungkan manajemen sumber daya manusia sebagai suatu disiplin yang utamanya mengaplikasikan bidang teknologi informasi ke dalam aktivitas-aktivitas manajemen sumber daya manusia seperti dalam hal perencanaan, dan menyusun sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-langkah yang terstandarisasi dan terangkum dalam aplikasi perencanaan sumber daya perusahaan. Secara keseluruhan sistem perencanaan sumber daya perusahaan bertujuan mengintegrasikan informasi yang diperoleh dari aplikasi-aplikasi yang berbeda ke dalam satu sistem basisdata yang bersifat universal. Sistem informasi sumber daya manusia (SISDM) atau human resources information system (HRIS) adalah program aplikasi komputer yang mengorganisir tata kelola dan tata laksana manajemen sumber daya manusia di perusahaan guna mendukung proses pengambilan keputusan atau biasa disebut dengan decision support system dengan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan. Berikut pengertian sistem informasi sumber daya manusia menurut para ahli:  Sumber daya manusia menurut Gomes (2000) adalah salah satu sumber daya yang ada dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas.  Sumber daya manusia menurut Hasibuan (2002) adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.  Sistem yang menyediakan informasi mengenai SDM perusahaan adalah sistem informasi sumber daya manusia atau HRIS (human resource information system). Nama system manajemen sumber daya manusia (human resource management system) atau HRMS juga semakin banyak digunakan. (MC leod : 44)  HRIS merupakan sistem informasi untuk mendukung kegiatan-kegiatan manajer di fungsi sumber daya manusia. Fungsi ini dulunya bernama fungsi department personalia sekarang diubah namanya menjadi fungsi SDM untuk menunjukan bahwa manusia didalam organisasi adalah sumber daya ekonomis yang penting. (Jogiyanto HM , 2005: 249).  Dr. Hj. Soedarmayanti, M.Pd, APU mengatakan Sistem informasi sumber daya manusia adalah sistem terintegrasi yang menyediakan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan sumber daya manusia. Ada pun Karakteristik dari informasi yang dipersiapakan dalam Sistem Informasi Sumberdaya Manusia adalah sebagai berikut: 1. Timely (tepat waktu) 2. Accurate (akurat) 3. Concise (ringkas) 4. Relevant (relevan) 5. Complete (lengkap) Manajer dalam suatu perusahaan memerlukan informasi yang memiliki karakteritik di atas dalam rangka mengambil suatu keputusan (a decision making). Keterkaitan sistem informasi sumber daya manusia dengan aktivitas SDM: 1. FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA Sumber Daya Manusia merupakan departemen atau divisi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan sumber daya manusia dalam sebuah organisas atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya menusia seperti perekrutan, penerimaan, pendidikan, pelatihan, manajemen data, penghentian, dan administrasi tunjangan. Sumber daya manusia adalah faktor produksi yang kompleks apabila dibandingkan dengan factor produksi lainnya. Manusia memiliki, kemauan, keinginan, cita-cita, dan emosi. Tidaklah demikian dengan sumber daya lainnya. Fungsi SDM dalam perusahaan adalah menangani banyak proses khusus yang berhubungan dengan personil perusahaan. Berikut fungsi dari sumber daya manusia adalah: 1. Perekrutan dan Penerimaan (Recruiting and Hiring). SDM membantu menerima pegawai baru ke dalam perusahaan. SDM selalu mengikuti perkembangan terakhir dalam peraturan pemerintah yang mempengaruhi praktek kepegawaian dan menasehati manajemen untuk menentukan kebijakan yang sesuai. 2. Pendidikan dan Pelatihan. Selama periode kepegawaian seseorang, SDM dapat mengatur berbagai program pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian kerja pegawai. 3. Manajemen Data. SDM menyimpan database yang berhubungan dengan pegawai dan memproses data tersebut untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai. 4. Penghentian dan Admistrasi Tunjangan. Selama seseorang diperkerjakan oleh perusahaan mereka menerima paket tunjangan. Setelah penghentian, SDM mengurus program pensiun perusahaan bagi mantan pegawai yang berhak. 5. TUJUAN SISTEM INDFORMASI SDM Sistem informasi sumber daya manusia mempunyai dua tujuan utama dalam organisasi. Tujuan utama SISDM, adalah untuk meningkatkan efisiensi, di mana data karyawan dan aktivitas sumber daya manusia digabungkan menjadi satu. Banyak aktivitas sumber daya manusia lebih efisien dan lebih sedikit pekerjaan tulis menulis dengan adanya otomatisasi, dan tersedianya informasi yang lebih baik. Tujuan kedua SISDM adalah supaya lebih strategis dan berhubungan dengan perencanaan sumber daya manusia. Dengan mempunyai data yang mudah diakses akan membuat perencanaan sumber daya manusia dan pembuatan keputusan manajerial didasarkan lebih banyak pada informasi dari pada mengandalkan persepsi dan institusi manajerial 1. FUNGSI SISTEM INFORMASI SDM Sistem informasi sumber daya manusia berguna untuk:  Perencanaan SDM : membantu untuk mendapatkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan organisasi  Perekrutan : mempermudah dalam pengambilan keputusan rekrutmen karyawan  Sosialisasi : membantu SDM beradaptasi dengan kondisi/lingkungan baru perusahaan  Pelatihan/ pengembangan SDM : merefleksikan kebutuhan untuk meningkatkan kinerja SDM dan mengidentifikasi kebutuhan kemampuan dan untuk menentukan klasifikasi tertentu  Penilaian kinerja : untuk dapat membandingkan antara kinerja secara individu/ organisasi dengan standar yang telah ditentukan Ada pun kegunaan lain dari sistem informasi SDM, yakni:  Memeriksa kapabilitas karyawan saat ini untuk mengisi lowongan yang diproyeksikan  Menyoroti posisi pemegang jabatan yang akan dipromosikan akan pensiun, atau akan diberhentikan \menggambarkan pekerjaan yang spesifik atau jenis pekerjaan yang mempunyai tingakat perputaran, pemecatan, ketidakhadiran, kinerja, dan masalah yang tinggi, yang melebihi kadar normal  Mempelajari komposisi usia, suku, jenis kelamin, pendidikan, dll  Mengantisipasi kebutuhan rekrutmen, seleksi, latihan, dan pengembangan  Perencanaan SDM untuk mengantisipasi pergantian dan promosi  Laporan kompensasi untuk memperoleh informasi tentang pembayaran pada karyawan  Riset SDM untuk melaksanakan penelitian dalam permasalahan, seeperti perputaran karyawan dan ketidakhadiran, atau menemukan tempat yang paling produktif guna mencapai calon-calon baru  Penialian kebutuhan pelatihan untuk menganalisis kerja individu dan menentukan karyawan-karyawan mana yang memerlukan pelatihan lebih lanjut. Fungsi SISDM memiliki empat kegiatan utama yaitu: 1. Perekrutan dan Penerimaan (Recruiting and Hiring). SDM membantu menerima pegawai baru ke dalam perusahaan. SDM selalu mengikuti perkembangan terakhir dalam peraturan pemerintah yang mempengaruhi praktek kepegawaian dan menasehati manajemen untuk menentukan kebijakan yang sesuai. 1. Persiapan Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan/ forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu dan sebagainya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenaga kerjaan kondisi pasar tenaga kerja dan sebagainya. 1. Rekrutmen tenaga kerja (Recruitment) Suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan SDM oraganisasi atau perusahaan. 1. Seleksi tenaga kerja (Selection) Suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup atau (CV) curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya. 1. Pengembangan dan evaluasi karyawan (Development and evaluation) Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi. 1. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai (Compensation and protection) Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu. 1. Jenjang karir Tahapan kenaikan jabatan dalam suatu pekerjaan. Hal ini merupakan aspek yang penting bagi para karyawan yang bekerja dalam suatu perusahaan untuk memotifasi karyawan dalam meningkatkan kinerja mereka. Dalam hal ini perusahaan yang profesional akan menetapkan jenjang karir yang pasti bagi para karyawannya. 2. Pendidikan dan Pelatihan. Selama periode kepegawaian seseorang, SDM dapat mengatur berbagai program pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian kerja pegawai. 3. Manajemen Data. SDM menyimpan database yang berhubungan dengan pegawai dan memproses data tersebut untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai. Tahapan Kegiatan Manajemen Data :  Program data entry.  Pedoman data entry.  Penerimaan kuesioner/hasil lab.  Pedoman coding (code book).  Pedoman editing.  Editing & coding.  Entry data (back up).  Penyimpanan kuesioner/hasil lab.  Pedoman clening data.  Cleaning data.  Data siap analisis (back up). 4. Penghentian dan Admistrasi Tunjangan. Selama seseorang diperkerjakan oleh perusahaan mereka menerima paket tunjangan. Setelah penghentian, SDM mengurus program pensiun perusahaan bagi mantan pegawai yang berhak. 1. MODEL SISTEM INFORMASI SDM Model SISDM dapat dilihat dari INPUT – PROCESS – OUTPUT. Pada sisi INPUT merupakan data mengenai SDM. Selain itu, aa sisi PROCESS merpakan perangat keras (hardwre), dan perangat lunak (software), teknologi informasi, serta SDM sebagai operator teknologi komputer tersebut. Selanjutnya pada sisiOUTPUT merupakakeluaran beru lapoan-aporan yang berguna untuk perencanaan SDM. Model INPUT SISDM terdiri atas 3 subsistem yaitu :  SIA (Sistem Informasi Akuntansi). SIA menyediakan data akuntansi bagi SISDM sehingga database berisi gambaran yang lengkap dari sumber daya personil bail keuangan maupun non keuangan. Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem dalam sebuah organisasi yang bertanggung jawab untuk penyiapan informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan pengolahan data transaksi yang berguna bagi semua pemakai baik di dalam maupun di luar perusahaan. Pada subsistem input sistem informasi SDM ini, data yang diolah terdiri dari data personil dan data keuangan.  Penelitian Sumber Daya Manusia. Bergungsi untuk mengumpulkan data melalui proyek penelitian khusus. Contoh: Penelitian Suksesi (succession Study), Analisis dan Evaluasi Jabatan (Job Analysis and Evaluation), Penelitian Keluhan (Grievance Studies). Sistem ini bertugas mengumpulkan data melalui kegiatan penelitian khusus seperti : 1. Penelitian Suksesi. Melakukan penelitian apakah seorang pegawai telah berhasil mencapai kesuksesan dalam bidangnya. 2. Analisis dan Evaluasi Jabatan. Melakukan penelitian apakah seorang pegawai telah melaksanakan tanggung jawab ataupun tugas-tugasnya sesuai dengan jabatan masing-masing. 3. Penelitian Keluhan. Mengumpulkan data-data berupa keluhan para pegawai tentang pekerjaan mereka agar pegawai tersebut bisa bekerja dengan lebih maksimal dan tidak mengalami kebosanan.  Intelijen Sumber Daya Manusia. Berfungsi mengumpulkan data yang berhubungan dengan sumber daya manusia dari lingkungan perusahaan yang meliputi:  Intelijen Pemerintah. Pemerintah menyediakan data dan informasi yang membantu perusahaan mengikuti berbagai peraturan ketenagakerjaan.  Intelijen Pemasok. Pemasok mencakup perusahaan seperti perusahaan asuransi, yang memberikan tunjangan pegawai, dan lembaga penempatan lulusan universitas serta agen tenaga kerja yang berfungsi sebagai sumber pegawai baru. Para pemasok ini menyediakan data dan informasi yang memungkinkan perusahaan melaksanakan fungsi perekrutan dan peneriamaan.  Intelijen Serikat Pekerja. Serikat pekerja memberikan data dan informasi yang digunakan dalam mengatur kontrak kerja antara serikat pekerja dan perusahaan.  Intelijen Masyarakat Global. Masyarakat global menyediakan imnformasi yang menjelaskan sumber daya lokal seperti perumahan, pendidikan, dan rekreasi. Informasi ini digunakan untuk merekrut pegawai dalam skala lokal, nasional dan internasional, dan untuk mengintegrasikan pegawai yang ada ke dalam komunitas lokalnya.  Intelijen Masyarakat Keuangan. Masyarakat keuangan memberikan data dan informasi ekonomi yang digunakan dalam perncanaan personil.  Intelijen Pesaing. Dalam industri tertentu yang memerlukan pengetahuan dan keahlian yang sangat khusus, seperti industri komputer, sering terjadi perpindahan pegawai dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Beberapa perusahaan memandang pesaing mereka sebagai sumber pegawai baru yang baik, dan mengumpulkan informasi mengenai praktek personalia pesaing, dan mungkin informasi perorangan yang berpotensi untuk direkrut. Kemudian dari model subsistem input SISDM dimasukkan ke dalam suatu database yang telah dirancang oleh perusahaan tersebut. Database SISDM bukan hanya data mengenai pegawai tetapi juga mengenai perorangan dan organisasi dilingkungan perusahaan yang mempengaruhi arus personil. OUTPUT SISDM terdiri atas 6 subsistem yaitu :  Subsistem Perencanaan Kerja. Merupakan informasi yang dibutuhkan oleh manajer atas untuk merencanakan kebutuhan tenaga kerja dalam jangka pendek dan jangka panjang. Informasi ini meliputi informasi untuk analisis perputaran tenaga kerja (turnover), anggaran biaya tenaga kerja dan perencanaan tenaga kerja itu sendiri.  Subsistem Perekrutan. Merupakan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk pengadaan tenaga kerja secara eksternal maupun internal. Informasi-informasi ini diantaranya adalah informasi pasar tenaga kerja, penjadwalan wawamcara, perekrutan dan analisis rekruitmen.  Subsistem Manajemen Angkatan Kerja. Merupakan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk mengelola sumber daya manusia di dalam organisasi. Informasi-informasi ini meliputi informasi pelatihan, penilaian atau evaluasi kerja, evaluasi keahlian, karir, realokasi jabatan, suksesi, dan kedisiplinan.  Subsistem Tunjangan. Merupakan informasi tentang penggajian dan kompensasinya yang meliputi kehadiran dan jam kerja, perhitungan gaji dan bonus, analisis kompensasi dan perencanaan kompensasi.  Subsistem Benefit. Meliputi benefit yang diterima oleh karyawan. Benefit berbeda dengan kompensasi. Kompensasi lebih ke insentif yang dihubungkan dengan kinerja karyawannya, sedang benefit lebih ke manfaat tambahan yang diterima karyawan sepeti dana pensiun.  Subsistem Pelapor Lingkungan. Informasi-informasi ini berhubungan dengan keluhan-keluhan, kecelakaan selam kerja, kesehatan karyawan dan lingkungan kerjanya. Penjelasan gambar sistem informasi SDM di atas yakni: Sistem informasi sumber daya manusia memperoleh data-data dari berbagai sumber. Data-data yang masuk berasal dari sumber internal (Subinformasi Akuntansi dan Subsistem Penelitian SDM) dan sumber eksternal (Subsistem Inteligen SDM). Kemudian semua data dimasukan ke dalam suatu database yang nantinya akan dikelola menjadi sebuah informasi yang lebih bermanfaat. Informasi yang telah dihasilkan kemudian dimanfaatkan oleh Subsistem Angkatan kerja, Subsistem Perekrutan, Subsistem Manajemen Angkatan Kerja, Subsistem Kompensasi, Subsistem Tunjangan, dan Subsistem Pelaporan Lingkungan untuk disalurkan atau diberikan kepada para pemakai yang membutuhkan informasi tersebut. 1. DATABASE SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA Data yang diperoleh dari subsistem input SISDM dimasukkan ke dalam suatu database yang telah dirancang oleh perusahaan tersebut untuk diolah lebih lanjut agar menghasilkan informasi yang lebih bermanfaat. Database SISDM bukan hanya data mengenai pegawai tetapi juga mengenai perorangan dan organisasi dilingkungan luar perusahaan yang mempengaruhi arus personil. Human Resource Information System. Untuk meningkatkan kerumitan masalah yang berhubungan dengan personal yang berbasis komputer. 1. Isi Database HRIS. – Data Pegawai. – Data Non Pegawai ( Catatan Penilaian Pegawai ) 2. Lokasi Database HRIS.  Tersentral karena dapat di akses oleh berbagai sistem fungsional kegiatan antar manajemen dan devisi lain.  Ling ke bagian-bagian devisi ke sumber daya fungsional  Tergantung Entry data dari mana ( bersifat rahasia ) 1. CAKUPAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA Sistem informasi sumber daya manusia mencakup antara lain:  Informasi pilihan pekerjaan karyawan (employee job preferences).  Pengalaman kerja (work experiences).  Evaluasi kinerja (performance evaluation). 1. PENTINGNYA SISTEM INFORMASI SDM Sistem informasi sumber daya manusia sangat penting dan berguna dalam manajemen sumberdaya manusia. Hal ini dikarenakan dalam pengeloaan sumber daya manusia secara efektif memerlukan data dan informasi yang cukup terutama dalam pengambilan keputusan (decision making). Saat ini teknologi komputer telah membantu banyak organisasi untuk mengkombinasikan data dan informasi secara efisien dan dengan lokasi secara sentral. Sebelumnya, sistem penggunaan perangkat software ini ‘data base’, akan tetapi dalam manajemen sumberdaya manusia disebut sebagai ‘human resource information system’ (HRIS). Dewasa ini, organisasi atau perusahaan mendapat manfaat dengan adanya HRIS. Hal ini karena dengan HRIS organisasi atau perusahaa lebih mudah dan cepat mengakses data dan informasi penting dalam rangka pengambilan keputusan, seperti: data dan informasi tentang kompetensi SDM untuk dijadikan input dalam rangka promosi menduduki suatu jabatan. 1. METODE-METODE PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SDM 2. Sistem Development Life Cycle (SDLC) Langkah-langkah dari Sistem Development Life Cycle (SDLC) yakni:  Melakukan survai dan menilai kelayakan proyek pengembangan SI  Mempelajari dan menganalisis sistem berjalan  Menentukan permintaan pemakai sistem  Memilih solusi atau pemecahan masalah  Menentukan Hardware dan software  Merancang sistem informasi baru  Membangun sistem informasi baru  Mengkomunikasikan dan mengimplemantasikan sistem informasi baru  Memeliharan dan melakukan perbaikan sistem informasi baru 2. Metode Prototyping Tidak Ya 3. Paket Software 4. Outsourcing 1. SYARAT SISTEM INFORMASI SDM YANG BAIK Syarat sistem informasi SDM yang baik yakni:  Tepat waktu  Akurat  Lengkap  Ringkas  Relevan 1. SISTEM INFORMASI SDM YANG BERHASIL Ada pun sistem informasi sumber daya manusia yang sianggap berhasil bila memenuhiharapa, yakni:  Biaya harus sejalan dengan ukuran dan kondisi financial  Sistem ditetapkan dengan waktu yang baik  Harus mampu dimodifikasi dan diperluas  Penekanan pada aktivitas perencanaan harus terbukti  Umpan balik harus berkelanjutan  Arsip terintegrasi pada berbagai departemen  Data kritis harus tersedia saat dibutuhkan  Informasi kritis mencakup karyawan kunci, keahlian, dll 1. HRD (HUMAN RESOURCE DEPARTEMEN) Human Resources Department bertanggung jawab terhadap pengelolaan sumber daya manusia dalam sebuah organisasi. Pengelolaan dari SDM yang ideal dalam organisasi memiliki 8 aspek yaitu:  Seleksi dan Rekrutmen. Bertanggung jawab untuk menjawab kebutuhan pegawai melalui penerimaan pegawai hingga penempatan para pegawai baru tersebut di posisi-posisi yang tepat. Kami percaya, agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik (menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat), maka biasanya fungsi ini sudah memiliki success profile sebagai acuan yang membantu menyeleksi kandidat yang sesuai. Sedangkan untuk metode seleksi, biasanya sangat bervariasi, mulai dari psikotest, interview, skill test, referensi maupun assessment center.  Pelatihan dan Pengembangan (Training and Development). Fungsi yang menjaga kualitas sumber daya manusia dalam organisasi melalui berbagai aktivitas pelatihan, pendidikan dan pengembangan sebagai upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan kerja. Aktivitas ini dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.  Compensation and Benefit. Berfungsi untuk menyusun strategi hingga implementasi atas seluruh kompensasi yang diterimakan kepada pegawai yang mengacu pada kondisi pasar.  Manajemen Kinerja (Performance Management). Upaya monitoring kesenjangan antara standard kinerja yang diharapkan dengan aktual kinerja yang ditunjukkan. Pilar performance management bertanggung jawab untuk merancang sistem hingga implementasi penilaian kinerja para pegawai hingga selaras dengan objective yang harus dicapai oleh organisasi.  Perencanaan Karir (Career Planning). Bertanggung jawab atas pengelolaan, perencanaan dan jenjang karir bagi seluruh anggota organisasi. Fungsi ini menjawab setiap pegawai memiliki jalur karir menurut tugas, tanggung jawab, dan kompetensi yang ia miliki. Mengacu kepada kondisi jangka panjang, karir setiap pegawai akan ditentukan oleh kelompok kerja di mana masing-masing pegawai bekerja (vertical path), namun dengan mempertimbangkan besarnya organisasi masing-masing, penyeberangan karir dari setiap kelompok tidak dapat dihindarkan (cross functhin career path) atau bahkan berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya (horizontal carreer path).  Hubungan Karyawan (Employee Relations). Berfungsi sebagai internal PR bagi setiap kebutuhan pegawai terhadap informasi, kebijakan dan peraturan perusahaan dan juga penting untuk menggali input-input dari pegawai mengenai berbagai aspek dalam organisasi.  Separation Management. Fungsi yang mengelola seluruh tindakan pemutusan hubungan kerja dalam organisasi bayak yang disebabkan karena normal separation (pensiun, habisnya masa kontrak, atau meninggal), forced separation (indisipliner, dll), atau early retirement (pensiun sebelum masanya).  Personnel Administration and HRIS. Biasa dikenal dengan Personalia atau Kepegawaian adalah fungsi yang mendukung terlaksananya fungsi HR yang lain. Secara umum fungsi ini bertanggung jawab terhadap Employee Database, Payroll dan pembayaran benefit lainnya, pinjaman karyawan, absensi, pencatatan cuti tahunan. Masing-masing pilar inilah yang akan menopang kinerja fungsi HR dalam organisasi untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia berkualitas untuk menjawab kebutuhan bisnis dalam organisasi. Jelaskan apa saja manfaat dan peranan Blog dan Sistem Database dalam menunjang aktifitas bisnis perusahaan? Penggunaan sistem informasi sangat dibutuhkan dalam meningkatkan produktivitas dalam suatu perusahaan dengan semakin banyaknya persaingan, membuat perusaahaan berpikir keras dalam menjalankan proses bisnisnya. Untuk itu digunakanlah suatu sistem database dalam pengelolaan data. Penggunaan database dalam perusahaan merupakan salah satu hal yang sangat wajib untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang ada di dalam perusahaan. Database merupakan suatu kumpulan data yang saling terhubung dan dapat diakses dengan mudah. Dengan adanya Database Management System (DBMS), perusaahan dapat dengan mudah mengakses dan menyimpan data informasi. Selain untuk mengakses dan menyimpan data suatu perusahaan, DBMS harus dapat memantau apa yang terjadi pada kegiatan operasional sehingga dapat mengambil langkah yang cepat dan tepat jika terjadi masalah. Misalnya penjualan yang cepat harus diikuti manajemen inventori yang cepat. Bagian keuangan juga dengan cepat bisa menghitung rugi dan laba untuk membantu manajemen dalam menentukan apakah perlu menambah produksi, membeli bahan mentah dan lain sebagainya. Langkah pertama dari perusahaan dalam membuat database adalah membuat standarisasi pada seluruh data-data yang ada. Kemudian menentukan jenis aplikasi DBMS apa yang sesuai untuk dipakai dalam membantu penyusunan dan pemanfaatan data-data tersebut. Setelah memanfaatkan aplikasi DBMS, langkah berikutnya adalah mengelola informasi. Hal ini bukan suatu pekerjaan yang mudah, meliputi siapa yang bisa melihat dan menggunakan, bagaimana mem-backup, berapa lama harus disimpan, teknologi penyimpanan yang tepat dan lain-lain Aplikasi DBMS yang sering digunakan oleh suatu perusahaan adalaha adalah Microsoft Access, MySQL, Oracle atau aplikasi yang lainnya. Aplikasi-aplikasi tersebut digunakan kebanyakan oleh bisnis-bisnis kecil dan menengah, di dalam sebuah organisasi yang kecil bahkan mungkin juga digunakan oleh perusahaan yang cukup besar, dan juga para programmer untuk membuat sebuah sistem buatan sendiri untuk menangani pembuatan dan manipulasi data. Setelah database selesai dibuat, perusahaan skala kecil bisa menggunakan aplikasi tersebut untuk mendukung kegiatan operasional. Berikut beberapa keuntungan dalam penggunaan Database: 1. Mengurangi redundancy, data yang sama pada beberapa aplikasi cukup disimpan sekali saja. 2. Integrity, data tersimpan secara akurat. 3. Menghindari inkonsisten, karena redundancy berkurang, maka update data jadi lebih efisien. 4. Penggunaan data bersama, data yang sama dapat diakses oleh beberapa user pada saat bersamaan. 5. Menyangkut keseragaman penyajian data. 6. Menyeimbangkan kebutuhan, dapat ditentukan prioritas suatu operasi, misal antaraupdate dengan retrieval. Untuk keamaanan database suatu perusahaan harus mempunyai seseorang yang dapat mengontrol dan mengatur database atau biasanya disebut Administrator database. Seorang administratorlah yang memegang peranan penting pada suatu sistem database, oleh karena itu administrator harus mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang cukup agar dapat mengatur suatu sistem database. Salah satu contoh sukses penggunaan database dalam perusahaan adalah perusahaan Amazon dengan cara mengelola database pelanggan. Amazon.com adalah salah satu bentuk contoh perusahaan masa depan. Mereka memanfaatkan teknologi internet untuk membangun database pelanggan dan komunikasi dengan para pelanggannya. Amazin memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi dengan individu-individu dengan sangat efektif. Pelanggan puas karena mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan sesuai dengan harapannya. Mengapa demikian? Karena data-data pelangganb di Amazon sudah terorganisir dengan baik, sehingga Amazon mengetahui kebutuhan pelanggan dengan tepat. Apa saja hambatan dan tantangan bagi perusahaan dalam memanfaatkan Blog dan Sistem Database? 1. Memperoleh perangkat lunak dan perangkat keras yang mahal. DBMS mainframe masih sangat mahal. DBMS berbasis komputer mikro, walau biayanya hanya beberapa ratus dolar,d apat merupakan pengeluaran yang besar bagi perusahaan kecil. 2. Kurangnya ahli database. DBMS memerlukan pengetahuan khusus agar dapat memanfaatkan kemampuannya secara penuh. Pengetahuan khusus ini paling baik disediakan oleh para pengelola database (DBA) 3. Biaya pemrosesan data sangat tinggi 1. Tujuan utama dari sistem informasi adalah penyediaan informasi untuk berbagai tujuan kegiatan manajerial, dan penyediaan informasi yang dibutuhkan dalam berbagai tingkat operasi di dalam organisasi. Dalam hal penyediaan informasi ini yang perlu diperhatikan adalah : · Data harus dapat diakses dan dikeluarkan dengan mudah dari sistem komputer. · Setelah dikeluarkan hendaknya data dapat diproses dengan cepat dan efisien. 2. Data base adalah sistem file komputer yang menggunakan cara pengorganisasian tertentu, yang dimaksudkan untuk mempercepat pembaharuan masing-masing record, serta pembaharuan secara serempak atas record terkait, juga untuk mempermudah dan mempercepat akses terhadap seluruh record lewat program aplikasi. 3. Pendekatan manajemen database, file-file dikumpulkan disuatu tempat umum dengan menggunakan aplikasi paket program tertentu, sehingga data dapat dengan mudah digunakan untuk kepentingan pemakai, sedangkan aplikasi paket program yang sering digunakan adalah sistem manajemen database (Database Management System / DBMS) berfungsi sebagai software pembantu pengguna database. 4. Adatiga struktur database : · Struktur database hierarkis · Struktur database jaringan · Struktur data relasional 1. Pada prinsipnya menciptakan database mencakup tiga langkah, yaitu : · Menentukan kebutuhan data · Menjelaskan data · Memasukkan data 2. Keuntungan database manajemen sistem adalah : · Mencapai pengulangan data · Mencapai independensi data · Mengintegrasikan data dari beberapa file · Mengambil data dan informasi secara cepat · Meningkatkan keamanan 3. Kelemahan dan kendala DBMS adalah ; · Memperoleh perangkat lunak dan peranglat keras yang mahal · Kurangnya ahli database · Biaya pemrosesan yang sangat tinggi Bagaimana penerapan aktifitas Blog dan Sistem Database pada perusahaan? Sekedar sharing tentang pentingnya pemanfaatan Database bagi suatu organisasi baik skala besar maupun kecil. Artikel ini sudah dimuat di Harian Jogja edisi 22 Maret 2009. Semoga memberikan wawasan baru, salam. Saat ini tiap organisasi/perusahaan baik itu skala kecil, menengah maupun besar sudah menggunakan sistem informasi untuk membantu kegiatan operasionalnya. Bagi perusahaan skala menengah dan besar, mereka biasanya sudah menggunakan aplikasi berbasis pada database sehingga mempermudah dalam pencarian dan pemanfaatan informasi yang dipunyai. Dengan dukungan dana dan divisi Teknologi Informasi yang ada, perusahaan tersebut tidak sulit dalam mengembangkan sistem informasi tersebut. Sekarang bagaimana dengan perusahaan skala kecil dalam membangun database seperti itu? Sebelum kita bahas lebih dalam, apa sebenarnya definisi dari database itu sendiri? Database adalah kumpulan informasi yang dapat diatur dan diakses berdasarkan struktur logik dari informasi tersebut. Dengan kata lain, berbeda dalam pencarian informasi di atas aplikasi spreadsheet dimana kita harus tahu nama file, nama sheet kemudian di kolom dan baris keberapa, baru kita bisa temukan informasi tersebut. Dengan menggunakan DBMS (Database Management System), pencarian informasi akan dapat dilakukan dengan mudah. Database Management System adalah aplikasi yang digunakan untuk membuat organisasi logik dari database dan bagaimana cara mengaksesnya. Mengapa dibutuhkan pengelolaan data? Perusahaan harus bisa memantau apa yang terjadi pada kegiatan operasional sehingga bisa mengambil langkah yang cepat dan tepat jika terjadi masalah. Misal penjualan yang cepat harus diikuti manajemen inventori yang cepat pula. Bagian keuangan juga dengan cepat bisa menghitung rugi dan laba untuk membantu manajemen dalam menentukan apakah perlu menambah produksi, membeli bahan mentah dan lain sebagainya. Langkah pertama dari perusahaan kecil dalam membuat database adalah membuat standarisasi pada seluruh data-data yang ada. Standar tadi meliputi Identifier, Naming, Definition, Integrity Rule, dan Usage Right. Kemudian menentukan jenis aplikasi DBMS apa yang sesuai untuk dipakai dalam membantu penyusunan dan pemanfaatan data-data tersebut. Aplikasi DBMS populer yang tersedia antara lain adalah Microsoft Access atau aplikasi kategori Open Source seperti OpenOffice Base yang bisa secara didapat gratis. Aplikasi-aplikasi tersebut digunakan kebanyakan oleh bisnis-bisnis kecil dan menengah, di dalam sebuah organisasi yang kecil bahkan mungkin juga digunakan oleh perusahaan yang cukup besar, dan juga para programmer untuk membuat sebuah sistem buatan sendiri untuk menangani pembuatan dan manipulasi data. Setelah database selesai dibuat, perusahaan skala kecil bisa menggunakan aplikasi tersebut untuk mendukung kegiatan operasional. Kegiatan tersebut disebut Online Transaction Processing (OLTP) yang meliputi pengumpulan info, pemrosesan info, memperbaharui info. Database yang mendukung OLTP disebut Database Operasional (Operational Database). Setelah memanfaatkan aplikasi DBMS, langkah berikut adalah mengelola informasi. Hal ini bukan suatu pekerjaan yang mudah, meliputi siapa yang bisa melihat dan menggunakan, bagaimana mem-backup, berapa lama harus disimpan, teknologi penyimpanan yang tepat dan lain-lain. Sebagai penutup, sudah saatnya perusahaan kecil beralih dalam pengelolaan informasi yang dimiliki dengan menggunakan aplikasi DBMS, tidak lagi hanya menggunakan Spreadsheet saja. Kemudahan dalam pencarian informasi akan membantu perusahaan kecil dalam memantau kegiatan operasional dan mempermudah dalam pengambilan keputusan. Semoga bermanfaat. Apakah penerapan Blog dan Sistem Database tersebut mendukung perkembangan usaha atau justru berdampak sebaliknya? Mengapa hal tersebut terjadi? Manfaat Sistim Database Penyediaan sarana penggunaan bersama database bertujuan : • Meminimalkan kerangkapan data (redudancy), • Menghilangkan ketergantungan data pada program-program aplikasi, • Menstandarkan definisi elemen data, dan • Meningkatkan produktivitas personil sistim informasi Peranan Sistim Database Sistim Database dalam suatu Sistim Informasi sangat memegang peranan yang penting di mana database merupakan salah satu komponen (sub sistim) penyusun sistim informasi dan keberadannya sangat mutlak, di mana nilai dan kualitas sistim informasi sangat ditentukan oleh nilai dan kualitas sistim database yang digunakan untuk menyusun sistim informasi tersebut. a. Sistim Database sebagai infrastruktur Sistim Informasi. Sistim database dan sistim pengelolaan database (DBMS) berfungsi sebagai infrastruktur sistim informasi yang dibangun suatu organisasi seperti yang disajikan pada Gambar 4.1 dibawah ini. b. Sistim database sebagai sarana efektifitas dan efisiensi SIM Sistim database akan mendukung tercapainya efektifitas dan efisiensi sistim informasi managemen suatu organisasi yang menggunakannya. Keefektifannya dapat dilihat dari hal antara lain : data-data disusun dan disimpan dalam file-file sistim database secara baik dan benar (valid), perangkat lunak yang digunakan telah diuji kehandalannya (akurat dan benar) sehingga sistim database mampu memberikan dukungan yang besar ke sistim informasi. Keefisiennya dapat dilihat dari hal antara lain : sistim database dirancang dan dibangun untuk bermacam-macam kebutuhan pengguna (user needed), mudah digunakan (easy to use), dapat dipakai secara terpisah atau bersama-sama oleh pemakai (ready to use), meminimalkan kerangkapan data (avoiding of redundancy ), data mudah dimodifikasi (database can be modified), dapat dikembangkan baik volume maupun struktur (volume or structure can be developped). Pengorganisasian File Sistim Database Ada beberapa tipe pengorganisasian file database : · Susunan berurutan (sequential ), · Indeks berurutan (indexed sequential), · Secara acak (random), · Diindeks secara acak (indexed random) Tujuan pengorganisasian file database : · Menyediakan sarara pencari record bagi pengolah data, seleksi dan penyaringan data, · Memudahkan penciptaan atau pemeliharaan file Pengorganisasian file database harus mempertimbangkan hal-hal sbb : · Kemudahan dalam penyimpanan dan pengambilan data, • Kecepatan akses/efisiensi akses • Efisiensi penggunaan media penyimpanan Bagaimana pemecahan permasalahan tersebut, jika Anda sebagai manager sumber daya diminta untuk memberikan gagasan solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan? Struktur Masalah dalam Suatu Manajemen Organisasi atau Perusahaan beserta Contoh Konkritnya Terdapat permasalahan yang terjadi dalam suatu instansi baik berupa organisasi ataupun perusahaan. Dan dalam tiap-tiap permasalahan tersebut terdapat adanya tingkatan-tingkatan tertentu, antara lain : - Unstructured Problems Adalah tingkatan permasalahan pada level TOP Manajemen yang sifatnya tidak terstruktur namun memiliki karakteristik yang khas dalam kompleksitas masalah yang ada. Tidak akan diketahui oleh pihak lain dan dapat menjadi rahasia suatu organisasi atau perusahaan. Masalah yang terjadi sangatlah rumit untuk diatasi. è Marketing Problems (Masalah Pemasaran) Permasalahan dalam hal pemasaran merupakan hal yang sulit diketahui terutama bagaimana cara pengelolaan produksi dan penyebaran, apa saja yang menjadi kebutuhan masyarakat konsumen saat ini, dan dimana lokasi-lokasi yang strategis. Seorang manajer perlu memahami dan mempelajari betul betapa susahnya menyelesaikan masalah seperti ini. Cara yang perlu digunakan manajer tingkat TOP atau level atas adalah menciptakan suatu produk dan jasa yang digemari oleh semua khalayak konsumen. Pengelolaan yang spesifik dan persebaran dengan lokasi yang strategis perlu dilakukan agar tidak terjadi kesinambungan dalam polemik masalah tersebut. è Human Resource Problems (Masalah Sumber Daya Manusia) Ada kalanya seorang manajer kelas atas memiliki masalah dalam hal pemanfaatan SDM dalam organisasi atau perusahaan yang dikelolanya, masalah yang terjadi adalah seringnya missed-communication dengan manajer dibawahnya atau bahkan dengan relasi-relasinya. Bagaimana manajer harus bisa mengatur SDM dalam jumlah banyak dan mengimbanginya dengan produktivitas ketenagakerjaan yang teratur dan tertib. è Manufacturing Problems (Masalah Penghasilan) Suatu instansi, organisasi atau perusahaan yang menghasilkan produk, jasa atau informasi mengalami masalah dalam hal hasil tersebut, dalam artian bahwa apa yang telah dibuat terkadang tidak membuat para konsumen puas. Hal tersebut yang menjadikan seorang manajer kerepotan untuk membuat inovasi yang unik dan menarik konsumen agar tidak merugikan produktivitas perusahaan è Financial Problems (Masalah Pendapatan) Penghasilan per bulan adalah hasil yang wajib diberikan oleh instansi atau perusahaan kepada para SDM sebagai upah hasil jerih payah mereka, namun seringkali para SDM atau buruh menuntut upah dinaikkan, inilah yang menjadikan masalah pendapatan kian memburuk. Hasil kesepakatan bersama terkadang tidak menguntungkan sepihak. Dan sebagai seorang manajer harus dapat memutar otaknya agar tidak kehilangan SDM yang bermanfaat dan tidak mengurang pula hasil produksinya. - Semi-structured Problems Adalah tingkatan permasalahan yang cukup kompleks dan sedikit rumit dalam penyelesaiannya dengan struktur yang terlihat semu karena permasalahan ini dimiliki oleh para Manajer Madya atau posisi manajemen level menengah. Dimana pada permasalahan ini korelasinya terkadang kacau karena bergantung pada baik-buruknya seorang manajer mengkomunikasikan antara pihak yang satu dengan yang lain atau sebagai perantara yang komunikan. è Marketing Problems (Masalah Pemasaran) Permasalahan pada pemasaran yang terjadi pada manajer Madya atau pada pengelolaan Middle Management terkait pada hal yang subjektif antara para pimpinan staff bidang pemasaran dengan penangggungjawab pemasaran (Leader Staff Marketing). Manajer Madya harus mampu sebagai penengah dan perantara yang terjadi akibat tidak adanya koordinasi yang baik terhadap beberapa pihak. è Human Resource Problems (Masalah Sumber Daya Manusia) Persoalan ini terjadi dan sering bilamana seorang manajer Madya tidak mampu mengelola dan mengkoneksikan antara lawatan para pimpinan staff di suatu bidang dengan beberapa bidang yang lain atau mendiamkan masalah yang ada akan menimbulkan efektivitas pada SDM ketenagakerjaan yang kacau. Perlu diwaspadai sebab dapat mengurangi efisiensi kerja secara maksimal. è Manufacturing Problems (Masalah Penghasilan) Penghasilan produksi yang dimiliki suatu instansi organisasi atau perusahaan terkadang mengalami kendala tertentu dalam pengelolaannya. Seorang manajer Madya harus mampu memiliki strategi yang jitu agar penghasilan produksi barang, jasa, dan informasi ada secara maksimal. Rata-rata mengalami penurunan, namun terkadang sebaliknya mengalami kenaikan. Konvensi yang terjadi adalah bagaimana cara seorang manajer Madya dapat mengatasi masalah pada penghasilan produk perusahaan yang berlebih namun kurang diminati para konsumen. Jalan keluar haruslah dicari dan dimanfaatkan sebaik mungkin. è Financial Problems (Masalah Pendapatan) Pendapatan para karyawan yang seringkali mendapat komplain dari para pimpinan staff terkadang berujung pada tindakan anarkis para buruh atau karyawan yang tidak dapat menerima pendapatan mereka yang dinilai minim dan tidak sepadan dengan hasil jerih payah mereka. Sebagai manajer Madya haruslah mampu menjembatani permasalahan ini karena pengawasan dan tanggungjawab masalah ini hanya dapat dikomunikasikan kepada para atasan untuk mendapatkan jalan keluar yang lebih baik. Sebagai penengah dalam suatu problematik, maka harus adil dan tidak memihak siapapun. - Structured Problems Adalah tingkatan permasalah yang tidak begitu rumit dalam penanganannya, namun fleksibilitas kurang dan sering terjadi didalam suatu organisasi atau instansi suatu perusahaan. Permasalahan ini muncul dan dihadapi oleh para manajer suatu bidang atau First Level Management. Permasalahan ini terlihat dan terstruktur karena berkaitan langsung dengan para staff atau para pekerja. è Marketing Problems (Masalah Pemasaran) Persebaran produk barang dan jasa serta informasi tertentu yang dimiliki suatu instansi organisasi atau perusahaan menjadi tanggungjawab langsung para pimpinan staff atau manajer bidang tertentu. Sebagai seorang manajer haruslah tahu dan pandai menemukan lokasi yang strategis, banyak minat konsumen, dan tahu harga saing dalam pemasaran yang ada. è Human Resource Problems (Masalah Sumber Daya Manusia) Pemberdayaan SDM adalah salah satu faktor kemajuan organisasi atau perusahaan untuk dijadikan sebagai tenaga kerja yang ahli pada bidangnya merupakan tanggungjawab langsung Manajer staff bidang tertentu. Namun, masalah yang sering terjadi adalah penempatan SDM yang tidak sesuai bidangnya dan berakibat pada menghambatnya produktivitas instansi organisasi atau perusahaan. Perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan tertentu didalamnya. è Manufacturing Problems (Masalah Penghasilan) Penghasilan produk barang, jasa, maupun informasi yang terjadi langsung merupakan tanggungjawab seorang Manajer Staff atau First Level Management yang mana acapkali terjadi persoalan yang tidak sesuai dengan pemikiran atau strategi yang dimiliki dalam menangani persoalan tertentu. Terkadang produktivitas berlebih namun minat konsumen kurang, atau sebaliknya produktivitas tidak mampu mengatasi permintaan para konsumen. Maka, wajib dan harus mampu memikirkan kembali serta memiliki strategi yang ampuh bagaimana cara menanggulanginya. è Financial Problems (Masalah Pendapatan) Pendapatan merupakan hak bagi para pekerja atau semua faktor SDM yang ada diperusahaan atau organisasi tertentu sebagai ganti jerih payah mereka. Namun, permasalahan yang sering terjadi adalah protes para pekerja mengenai gaji yang minim, sebagai manajer yang ahli maka harus memikirkan apa yang terjadi dan bagaimana cara penyelesaian agar pendapatan mereka tidak berakibat dalam merugikan perusahaan atau organisasi tersebut. Serta mampu bertindak dalam konsolidasi agar tidak terjadi kesalahpahaman antara bawahan dengan pihak yang lebih atas. Apakah akan berdampak langsung pada biaya operasional perusahaan? Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi menyebabkan perubahan bada kebiasaan kerja. Misalnya penerapan Enterprice Resource Planning (ERP). ERP adalah salah satu aplikasi perangkat lunak yang mencakup sistem manajemen dalam perusahaan, cara lama kebanyakan Untuk dapat mengetahui andil departemen IT di perusahaan adalah dengan mengetahui keuntungan-keuntungan penerapan teknologi IT di perusahaan tersebut, misalnya : 1. Yang tadinya manual menjadi otomatis, dan hal ini mengurangi biaya untuk tenaga kerjanya, biaya untuk kertas, alat tulis, dll. 2. Waktu mengerjakan yang lebih cepat dengan adanya IT. Sebab dengan IT ini akan memperbendek rantai birokrasi, yang tadinya selesai dalam 1 minggu dengan IT hanya butuh waktu 1 hari. Apabila waktu tadi kita konversikan ke biaya maka akan mendapatkan penghematan sekian rupiah. 3. Pengambilan keputusan yang lebih cepat, karena dengan IT maka data yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat. Hal ini tentu saja akan menjadikan perusahaan menjadi lebih kompetitif. Sebab dampaknya akan sangat besar bisa jadi karena pengambilan keputusan yang lambat sebuah perusahaan akan kehilangan banyak order. 4. Dengan penerapan teknologi IT kita akan dapat menghemat baiaya promosi dan pemasaran, karena promosi lewat web site akan sangat murah dan konsumen dapat melihat profil perusahaan dari mana saja diseluruh dunia. 5. Dengan IT maka sistem akan dapat terintegrasi disemua kantor atau perusahaan sehingga hal ini akan dapat meningkatkan kecepatan dalam merespon sesuatu dan pihak manajemen akan dengan cepat mengetahui kondisi perusahaannya tanpa harus berkunjung ke kantor cabang yang jauh dan memakan biaya transportasi. Jadi sebenarnya penerapan IT ini akan sangat menghemat biaya di semua aspek, baik tenaga kerja, proses, pemasaran, maupun manajemen. Dan penerapan IT ini juga akan dapat mempercepat kemajuan perusahaan, dengan semain meningkatnya margin perusahaan. Untuk mengetahui secara pasti berapa keuntungan yang dihasilkan oleh IT maka Anda dapat menghitungnya dari penghematan-penghematan yang dihasilkan perusahaan Anda sebagai imbas dari penerapan IT dikonversikan ke Rupiah, dan kemajuan-kemajuan yang dicapai perusahaan anda dari penerapan IT ini, maka akan muncul angka yang cukup signifikan. Sistem Informasi secara umum mempunyai beebrapa peranan dalam perusahaan, diantaranya sebagai berikut: 1. Minimize risk Setiap bisnis memiliki risiko, terutama berkaitan dengan factorfaktor keuangan. Pada umumnya risiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada diluar control perusahaan.. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangi risiko-risiko yang kerap dihadapi oleh bisnis seperti forecasting, financial advisory, planning expert dan lain-lain. Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantu perusahaan mengurangi risiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi. 2. Reduce costs Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat cara yang ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan operasional yaitu: · Eleminasi proses Implementasi berbagai komponen teknologi informasi akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses yang dirasa tidak perlu. Contoh call center untuk menggantikan fungsi layanan pelanggan dalam menghadapi keluhan pelanggan. · Simplifikasi proses Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen teknologi informasi. Contoh order dapat dilakukan melalui situs perusahaan tanpa perlu datang ke bagian pelayanan order. · Integrasi proses Teknologi informasi juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga). · Otomatisasi proses Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran klasik dari teknologi informasi. 3. Add Value Peranan selanjutnya dari teknologi informasi adalah untuk menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka panjang. 4. Create new realities Perkembangan teknologi informasi terakhir yang ditandai dengan pesatnya teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep e-business semacan e–commerce, e–procurement, e–customer, e–loyalty, dan lain-lainnya pada dasarnya merupakan cara pandang baru dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi. Bagi beberapa perusahaan, sebuah strategi IT tidak selalu pada kasus yang formal. Walaupun dinamakan perencanaan Sistem Informasi (IS) “Strategic”, arsitektur aplikasi, data, teknologi dan proses manajemen IS, yang terdiri dari standar pengembangan dan pelaporan, semuanya disajikan dengan rencana, proses dan kebutuhan dari bisnis yang ada saat ini. Tidak ada acuan atau philosofi untuk kegunaan teknologi di perusahaan dan tidak terkesan adanya aturan yang signifikan dalam menentukan strategi mana yang lebih efektif, menguntungkan dan dapat dikerjakan dengan mudah. Dalam lingkungan konvensional, hubungan antara strategi kompetitif perusahaan dan manfaat penggunaan IT dikembangkan melalui beberapa lapisan; dari perencanaan, analisa dan perancangan. Dapat dipahami bila pada ligkungan sseperti ini IT memiliki pengaruh yang kecil terhadap strategi kompetitif perusahaan. Sejalan dengan semakin luasnya pemanfaatan IT di lingkungan bisnis, semakin terlihat tidak ada lagi pemisahan antara IT dan Strategi kompetitif perusahaan, karena semua strategi kompetitif harus memiliki IT sama halnya dengan memiliki marketing, produsen dan keuangan. Strategi IT membantu manager untuk mendefinisikan batasan pembuatan keputusan untuk tindakan berikutnya, tapi menghentikan dengan singkat dalam menentukan tindakan untuk dirinya sendiri. Hal ini merupakan perbedaan mendasar antara Strategi IT dan perencanaan IT. Strategi IT merupakan kumpulan prioritas yang menguasai pembuatan keputusan bagi user dan proses data profesional. Hal itu merupakan bentuk aturan framework untuk kegunaan IT dalam perusahaan, dan menjelaskan bagaimana seorang eksekutif senior pada perusahaan akan berhubungan pada infrastruktur IT. Perencanaan IT pada hal lain, memfokuskan pada pelaksanaan dari Strategi IT. Perencanaan Strategis Sistem Informasi diperlukan agar sebuah organisasi dapat mengenali target terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan sistem informasi manajemen dan menolong untuk memaksimalkan hasil dari investasi pada bidang teknologi informasi. Sebuah sistem informasi yang dibuat berdasarkan Perancangan Startegis Sistem Informasi yang baik, akan membantu sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan untuk melakukan rencana bisnisnya dan merealisasikan pencapian bisnisnya. Dalam dunia bisnis saat ini, penerapan dari teknologi informasi untuk menentukan strategi perusahaan adalah salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan performa bisnis. Jakarta, 25 Desember 2018 Mayang Sari DAFTAR PUSTAKA Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen : Blog dan Database. FEB – Universitas Mercubuana: https://sis.binus.ac.id/2017/09/27/manfaat-database-dalam-perusahaan/ http://belajartanpabuku.blogspot.com/2013/03/kelemahan-dan-kendala-dbms.html http://adryanrifani.blogspot.com/2017/04/sistem-informasi-sumber-daya-manusia.html http://surahyo.blogspot.com/2009/03/pemanfaatan-database-pada-perusahaan.html http://sabilatulmuhtadin.blogspot.com/2013/01/peranan-database-dan-dbms-dalam_7.html http://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/28/Manfaat-Internet-untuk-Dunia-Bisnis.html Bertalya, dkk. (2007). Sistem Basis Data. Depok : Universitas Gunadarma. Conolly, Thomas and Carolyn B. (2002). Database Systems. New York.Harlow. Kroenke, D.M and David, A.J. (2007). Database Concepts. 3rd ed. New York Precentice. Ling Liu and Tamer, M.O. (2009). Encyclopedia of Database Systems. http:/w.w.w.springer.com/computer/database+management+&information+retrieval/book/978-0-387-49616-0 in http:/en.wikipedia.org/wiki/Database. Sutanta, E., 1996. Sistim Database, Konsep dan Peranannya dalam Sistim Informasi Managemen. Andi Offset. Yogyakarta. Sutabri, T.,2003. Sistim Informasi Managemen. Penerbit ANDI Yogyakarta. http://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/28/Manfaat-Internet-untuk-Dunia-Bisnis.html

Senin, 24 Desember 2018

TUGAS SIM, MAYANG SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, TELEKOMUNIKASI, INTERNET & TEKNOLOGI NIRKABEL, 2018.

“PERAN DAN PEMANFAATAN TELEKOMUNIKASI, INTERNET, DAN TEKNOLOGI NIRKABEL SERTA PERKEMBANGANNYA DALAM MENDUKUNG KINERA PERUSAHAAN” Bagi dunia bisnis, saat ini telah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang sudah pesat. Penerapan teknologi informasi sudah banyak diterapkan pada perusahaan perusahaan yang berskala nasional maupun swasta. Penerapan teknologi dan informasi ini menyebabkan perubahan dalam kebiasaan atau habit yang baru pada bidang bisnis. Seperti pemanfaatan E-Commerce sebagai media perdagangan yang menggunakan media internet yang saat ini tidak sulit untuk dijangkau oleh semua kalangan. pengaruh ini memberikan kemudahan dan kelancaran dalam melakukan urusan bisnis meskipun rekan bisnis tersebut berada di negara lain, hal in ibisa diatasai dengan memanfaatkan video conference maupun internet call yang bisa digunakan sewaktu waktu dan tidak memungut biaya sedikit pun. Jejaring seperti ini hadir di semua industri global. Pengaruh ini tidak hanya berdampak pada usahawan saja yang memiliki perusahaan, pengaruh teknologi informasi ini juga memberikan dampak yang besar terhadap para pegawainya. Dewasa ini para pegawai di perusahaan tidak perlu lagi mengirimkan lembaran kerjanya secara manual dalam bentuk cetakan kertas, hanya perlu memanfaatkan fasilitas email yang tersedia secara gratis sudah bisa mengirimkan hasil laporan kerjanya tanpa harus terhalang oleh waktu dan tempat. Pengaruh teknologi informasi secara tidak langsung memberikan solusi yang dapat membantu urusan bisnis secara ringkas dan tidak perlu lagi memakan biaya yang begitu besar. Seperti untuk mengadakan rapat, kita saat ini tidak perlu lagi harus mengumpulkan orang satu per satu, kita bisa memanfaatkan salah satu fitur yang berada pada handset ponsel pintar untuk melakukan sebuah rapat yang fleksibel harus berada pada suatu tempat dan juga mengeluarkan biaya yang terhitung tidak sedikit. Semakin cepatnya perkembangan teknologi informasi saat ini menuntut manusia modern untuk bertindak dengan cepat pula, apabila kita tidak bisa mengikuti gerak cepat dari perkembangan teknologi informasi ini, kita bisa saja tertinggal jauh dibelakang, dan dunia kerja maupun bisnis dewasa ini pun membutuhkan para pegawai yang bisa menggunakan perangkat hardware maupun software untuk mendukung segala aktivitas kerjanya. Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih dewasa ini merupakan bagian integral dari semua lapangan bisnis dewasa ini. Tak ada satu pun dunia bisnis yang tidak terpengaru terhadap pengaruh teknologi informasiyang cepat ini. Mau tidak mau para pelaku bisnis harus bisa mengikuti laju dari perkembangan teknologi informasi yang serba cepat ini jika tidak ingin dunia bisnisnya tertinggal jauh dengan para pelaku bisnis yang lain. Dampak positive teknologi dalam dunia bisnis Manfaat Teknologi sangat tergantung pada produk dan jasa yang akan ditawarkan. Produk yang satu memanfaatkan Internet secara berbeda dengan produk yang lainnya. Tipe atau jenis usaha pun akan turut mempengaruhi cara orang memanfaatkan Internet sebagai sarana bisnisnya, apakah dia seseorang pemasok, distributor atau seorang pengecer. Digitalisasi perdagangan, pariwisata, dan lapangan kerja Salah satu temuan penting kami adalah faktor infrastruktur pendukung jaringan internet di daerah. Kualitas Base Transceiver Station (BTS) di desa atau kecamatan, menjadi salah satu variabel penting dalam pertumbuhan ekonomi di daerah. Riset ini mengestimasi peningkatan 10% kualitas jangkauan sinyal berasosiasi dengan penambahan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang mencapai 0,92% di kabupaten dan kota. Percepatan rencana pemerintah menambah jangkauan BTS akan semakin memperkuat terealisasinya potensi ini. Ada banyak sektor yang berkembang karena memakai Internet, tapi studi ini merumuskan dua sektor yang berpotensi besar seiring dengan peningkatan penggunaan Internet dan media sosial yakni sektor perdagangan dan pariwisata. Pertama, sektor perdagangan kelas UMKM berpotensi menjadi yang menerima manfaat dari adanya media sosial karena menurut mereka media sosial adalah strategi marketing yang paling efektif. Hal ini diperkuat dengan studi dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang menemukan bahwa 87% pengguna Internet adalah pengguna media sosial. Survei lainnya yang dilakukan oleh iDEAmenunjukkan UMKM di Indonesia menggunakan media sosial seperti Facebook (43%) dan Instagram (11%) sebagai media pemasaran. Sebagai contoh, penggunaan Facebook memberikan efek positif dalam menurunkan biaya untuk pemasaran dan layanan pengguna. Selain itu, platform online juga membantu UMKM untuk berinteraksi dengan pelanggan, promosi, dan membangun kesadaran merek. Kedua, kontribusi sektor pariwisata Indonesia terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Indonesia mencapai US$17 miliar dan menciptakan 1,9 juta pekerjaan pada 2016. Sektor ini diproyeksikan akan terus tumbuh 5,6% per tahun hingga 2027. Digitalisasi dan media sosial memberikan kesempatan bagi UMKM di sektor ini untuk merealisasikan potensi tersebut. Instagram juga digunakan oleh UMKM, khususnya jasa tour dan travel, untuk mempromosikan usahanya. Pengguna Instagram di Indonesia merupakan terbesar di Asia Pasifik dengan lebih dari 45 juta pengguna aktif. Salah satu akun penyedia jasa tour dan travel di Instagram yang kami wawancara membuka lebih dari 20 jenis perjalanan tiap bulannya untuk sekitar 40 tujuan wisata dari Labuan Bajo hingga Pegunungan Everest. Namun menurut Travel and Tourism Competitiveness Index, digitalisasi ini masih mengalami hambatan di sisi infrastruktur yang belum mendukung akses Internet cepat. Indonesia berada di peringkat ke-42 dari 136 negara pada 2017. Salah satu faktor yang menghambat adalah kesiapan sektor informasi, komunikasi, dan teknologi (ICT). Hal ini harus diperbaiki karena 82% turis menggunakan platform digital untuk mencari informasi tujuan wisata dan 73% berkomunikasi menggunakan media sosial ketika berwisata. Permasalahan regulasi Selain perlunya membangun infrastruktur yang merata dan peningkatan literasi digital, regulasi merupakan komponen penting dalam perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Upaya pemerintah merancang regulasi layanan digital dimuat dalam Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Tahun 2017tentang Penyediaan Layanan Aplikasi dan atau Konten melalui Internet (Over-the-Top). Draf ini merupakan revisi dari Surat Edaran Menteri Komunikasi No. 3 Tahun 2016 terkait Over-the-top. Beberapa hal yang diatur dalam draf tersebut, antar lain, ruang lingkup penyediaan layanan, kewajiban penyedia layanan seperti pendaftaran layanan, penggunaan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), dan penyaringan konten. Pemerintah juga telah berkonsultasi publik dengan berbagai pemangku kepentingan. Beberapa perubahan dalam draf regulasi juga telah dilakukan, termasuk di dalamnya rencana pergantian dari peraturan over-the-top (OTT) menjadi peraturan platform digital. Namun, sampai saat ini para pelaku masih harus menunggu regulasi terkait penyediaan layanan digital di Indonesia. Urgensi regulasi Di tengah perkembangan teknologi dan ekonomi digital di Indonesia, pentingnya kepastian regulasi bisa dilihat setidaknya dari dua sisi. Pertama dari sisi usaha, regulasi merupakan faktor pendukung dalam menciptakan ekosistem digital yang kondusif. Dengan karakter industri digital yang “disruptif” dan “inovatif”, penting adanya kerangka regulasi yang mendukung perkembangan inovasi, dengan memberikan ruang lebih bagi industri untuk bereksperimen, yang sering disebut light-touch regulation. Selain itu, industri digital relatif baru di Indonesia, sehingga penting untuk memiliki kerangka regulasi yang menjamin persaingan usaha sehat antara pemain industri besar dan kecil, asing maupun lokal. Kepastian regulasi yang jelas akan mencerminkan iklim usaha dan kemudahan dalam berbisnis yang baik kepada pelaku usaha ataupun investor. Kedua, regulasi juga dibutuhkan untuk memberikan kepastian hukum bagi konsumen, yaitu pengguna layanan digital. Tidak adanya kepastian regulasi, pemberlakuan regulasi yang restriktif, dan berbelit dapat menghambat konsumen dalam mengakses dan memanfaatkan layanan digital tersebut secara maksimal. Contohnya transasksi usaha bagi pelaku UKM. Kerangka regulasi yang mendukung seharusnya menjamin kebebasan bagi konsumen dalam menggunakan layanan secara transparan dan aman. Rekomendasi kepada pemerintah Meski regulasi terkait platform digital belum diterbitkan, upaya pemerintah perlu diapresiasi. Pemerintah perlu diingatkan kembali tentang pentingnya kerangka regulasi yang mendukung ekonomi digital. Hasil studi kami menunjukan bahwa ada beberapa hal dalam draf peraturan yang perlu ditinjau kembali. Pertama, definisi dan ruang lingkup dari layanan digital terlalu luas. Regulasi yang dibuat harus secara spesifik mencerminkan tujuan dari pembuatan regulasi tersebut. Penyempitan definisi atau ruang lingkup berdasarkan fungsi dapat meminimalkan konsekuensi dari implementasi regulasi tersebut. Kedua, harmonisasi regulasi antar kementerian dan lembaga maupun industri terkait. Regulasi yang dibuat harus konsisten, dan tidak tumpang tindih dengan regulasi yang sudah berlaku sebelumnya. Contohnya adalah definisi dan ruang lingkup dari layanan over-the-top yang tumpang tindih dengan Peraturan Presiden tentang Roadmap E-Commerce, dan peraturan penyaringan konten yang sudah diatur dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Kami berharap isu ini dapat ditangani dalam peraturan platform digital nantinya. Selain itu regulasi yang dibuat juga harus sejalan dengan international best practices. Contohnya, prinsip perpajakan digital OECD BEPS Action Plan 1 yang sudah diimplementasikan oleh Selandia Baru dan Korea Selatan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing layanan platform digital Indonesia di pasar global. Kerangka regulasi yang mendukung merupakan satu dari banyak faktor yang dapat mendorong perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Hal yang tidak kalah penting juga adalah kerja sama antara pemerintah dan sektor usaha untuk menciptakan ekosistem digital yang kondusif. Juga memastikan manfaat dari penggunaan layanan platform digital dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat secara inklusif dan merata. Jadi, kue ekonomi digital tidak hanya dinikmati oleh pengusaha besar, tapi juga perintis usaha mikro seperti Dea Valencia. Berikut ini adalah contoh pemanfaatan dan manfaat Internet sebagai media bisnis: 1. Menciptakan Basis Bagi Klien Atau Pelanggan Untuk mendapatkan klien atau pelanggan baru dan menciptakan basis klien tidak selalu dapat diperoleh dengan mudah. Perjuangan untuk memperoleh pelanggan harus melalui berbagai usaha termasuk menganalisa pasar secara hati-hati, pemasaran produk dan mempunyai uji coba basis pelanggan. Internet merupakan salah satu alternatif wadah yang tepat untuk dijadikan sebagai tempat untuk basis pertemuan jutaan orang di seluruh dunia. Dengan demikian untuk mendapatkan pelanggan baru lebih mudah dengan adanya kelompok yang besar di Iternet tersebut. 2. Analisa Produk Dan Pasar Internet dapat dijadikan tempat yang baik utuk melakukan riset pemasaran karena produsen atau perusahaan dapat langsung berhadapan dengan pelangganya. Analisa pasar akan membantu perusahaan untuk mendapatkan ide dalam pengembangan produk baru yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Setelah produk itu diluncurkan maka perusahaan pun dapat memperoleh umpan balik sebesar tingkat kepuasan konsumen terhadap produk baru tersebut. Selain itu perusahaan juga dapat mempelajari produk pesaing dengan menelusurinya di Internet. Pemakai Internet dapat memanfaatkan informasi yang ada untuk melakukan analisa produk dan persaingannya. Hal ini sangat mempengaruhi munculnya lowongan untuk cari ide-ide baru! 3. Nasehat dan Bantuan Pakar Di Bidangnya Tidak sedikit pakar yang ada di Internet yang mempublikasikan karya-karya mereka untuk diketahui mereka untuk diketahui secara umum dan mudah diakses. Sangat sering pula kita memperoleh nasehat dan bantuan secara gratis dari para pakar tersebut tentang masalah yang kita hadapi. Jika kita membandingkannya dengan mendapatkan nasihat dari konsultan, maka kita harus membayar dengan harga sangat mahal. 4. Rekruitmen Tenaga Kerja dan Penyedian Lowongan Kerja Sekarang ini rekruitmen tenaga kerja melalui Internet semakin digemari oleh perusahaan-perusahaan. Di Internet terdapat banyak sekali daftar lowongan kerja dan bahkan juga pelamar pun sering pula mempromosikan dirinya melalui Internet. Sehingga dengan begitu antara yang membutuhkan tenaga kerja dan pencari pekerjaan dapat saling bertemu di Internet. Riwayat hidup tidak hanya dapat ditampilkan menggunakan web tetapi fasilitasnya juga ada di Internet seperti newsgroup atau usenet. 5. Akses Informasi dan Penyebaran Informasi Mempublikasikan berita melalui internet dapat tersebar luas melebihi media lainnya. Dalam hal akses informasi, melalui internet pun jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan menggunakan fax atau pos. Kita semua dapat mengakses informasi dan menyebarkan informasi dari dan ke penjuru dunia dan juga dapat membuat hubungan secara interaktif dan langsung melalui komputer. Kontak secara interaktif tersebut akan menarik dengan adanya penggunaan chat dan video conferencing. Akses dan penyebaran informasi melalui Internet dapat terjadi secara murah dan dapat langsung diakses melalui jarak yang jauh. 6. Komunikasi Yang Cepat dan Pengiriman Dokumen Dengan Biaya Murah Berbagai fasilitas yang ada di internet telah banyak membuktikan mampu mempercepat komunikasi dengan orang yang dituju. E-mail adalah salah satu contoh yang telah banyak dimanfaatkan oleh banyak orang untuk mengirim dan menerima dokumen. Chat atau video conferencing juga mempercepat komunikasi yang dilakukan di internet. Internet dapat juga digunakan untuk mentransfer dokumen secara online dalam waktu yang singkat. Seringkali ditemukan keterlambatan atau gagal sampai ke tujuan dalam pengantaran dokumen melalui jasa pengantar seperti pos atau perusahaan jasa lainnya. 7. Peluang Bisnis Baru Banyak yang secara terus menerus memanfaatkan Internet untuk mencari ide-ide inovatif dan baru. Pemakai Internet sering memperoleh ide baru tidak hanya disebabkan oleh kebiasaan penelitiannya di Internet tetapi juga ada nya suasana kooperatif di antara pemakai internet. Internet sering pula dijadikan forum komunikasi di antara para peminat di bidang masing-masing. Dari forum-forum komunikasi tersebut sering pula menimbulkan ide produk yang baru dan inovatif. Banyak fasilitas aplikasi yang tersedia di Internet di antaranya FTP, gopher, usenet, telnet, WWW. Dari berbagai fasilitas ada, WWW merupakan aplikasi yang paling banyak dipakai para pemakai individual maupun profesiona atau bisnis. Menurut Baden Eunson (Conflict Management, 2007,diadaptasi), terdapat beragam jenis konflik : a) Konflik vertikal yang terjadi antara tingkat hirarki,seperti antara manajemen puncak dan manajemen menengah, manajemen menengah dan penyelia, dan penyelia dan subordinasi. Bentuk konflik bisa berupa bagaimana mengalokasi sumberdaya secara optimum, mendeskripsikan tujuan, pencapaian kinerja organisasi, manajemen kompensasi dan karir. b) Konflik Horisontal, yang terjadi di antara orang-orang yang bekerja pada tingkat hirarki yang sama di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini adalah tentang perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan efisiensi penggunaan sumberdaya, dan pemasaran. c) Konflik di antara staf lini, yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki tugas berbeda. Misalnya antara divisi pembelian bahan baku dan divisi keuangan. Divisi pembelian mengganggap akan efektif apabila bahan baku dibeli dalam jumlah besar dibanding sedikit-sedikit tetapi makan waktu berulang-ulang. Sementara divisi keuangan menghendaki jumlah yang lebih kecil karena terbatasnya anggaran. Misal lainnya antara divisi produksi dan divisi pemasaran. Divisi pemasaran membutuhkan produk yang beragam sesuai permintaan pasar. Sementara divisi produksi hanya mampu memproduksi jumlah produksi secara terbatas karena langkanya sumberdaya manusia yang akhli dan teknologi yang tepat. d) Konflik peran berupa kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya dikerjakan oleh seseorang. Konflik bisa terjadi antarkaryawan karena tidak lengkapnya uraian pekerjaan, pihak karyawan memiliki lebih dari seorang manajer, dan sistem koordinasi yang tidak jelas. a. Faktor penyebab konflik 1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur. 1. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendiriankelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik. 1. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok. Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Parapetani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka. 1. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat. Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada. 1. Penyebab Konflik Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab, antara lain sebagai berikut: 1. Batasan pekerjaan yang tidak jelas 2. Hambatan komunikasi 3. Tekanan waktu 4. Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal 5. Pertikaian antar pribadi 6. Perbedaan status 7. Harapan yang tidak terwujud f. Pengelolaan Konflik Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan : 1. Disiplin : Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya. 2. Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan : Konflik dapat dikelola dengan mendukung perawat untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya. Misalnya : perawat junior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi perawat senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. 3. Komunikasi : Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup. 4. Mendengarkan secara aktif : Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan. 1. Teknik Atau Keahlian Untuk Mengelola Konflik Ada beberapa pendekatan dalam resolusi konflik yaitu tergantung pada : 1. Konflik itu sendiri 2. Karakteristik orang-orang yang terlibat di dalamnya 3. Keahlian individu yang terlibat dalam penyelesaian konflik 4. Pentingnya isu yang menimbulkan konflik 5. Ketersediaan waktu dan tenaga h. Strategi Dalam Menyiasati Konflik a) Menghindar Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi” b) Mengakomodasi Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama. c) Kompetisi Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan. d) Kompromi atau Negosiasi Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak. e) Memecahkan Masalah atau Kolaborasi 1. Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama. 2. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya. i. Petunjuk Pendekatan Situasi Konflik Ada beberapa pendekatan situasi konflik, diantaranya : 1. Diawali melalui penilaian diri sendiri 2. Analisa isu-isu seputar konflik 3. Tinjau kembali dan sesuaikan dengan hasil eksplorasi diri sendiri. 4. Atur dan rencanakan pertemuan antara individu-individu yang terlibat konflik 5. Memantau sudut pandang dari semua individu yang terlibat 6. Mengembangkan dan menguraikan solusi 7. Memilih solusi dan melakukan tindakan 8. Merencanakan pelaksanaannya 1. 4. Peranan Manajer Dalam Organisasi Publik Manajemen terutama dalam organisasi public berperan dan berkenaan dengan proses bagaimana kegiatan yang telah di rancang oleh organisasi public dapat diimplementasikan secara efektif. Tentu saja, hal ini tidak terlepas dari pemimpin atau manajer. Dalam konteks ini, manajer berperan mengintegrasikan organisasi dan variable-variabel manusia ke dalam sebuah sistem sosioteknik yang efektif dan efisien. Sistem sosioteknik merupakan suatu kondisi agar para pegawai bisa bekerja dengan baik, maka selain mematuhi aturan-aturan yang berlaku, pegawai juga butuh investasi social dan intelektual/ pengetahuan dalam berorganisasi. Sementara itu, menurut Hendry Mintzberg dalam buku Manajemen prilaku Organisasi (Winardi), ada sepuluh macam peranan manjerial yakni : 1. A. Peranan antar pribadi 2. 1. Peranan sebagai tokoh (melaksanakan kegiatan-kegiatan seremonial dan social, sebagai wakil organisasi yang bersangkutan) 3. 2. Peranan sebagai pemimpin 4. 3. Peranan sebagai penghubung (The Liason Role) terutama dengan pihak luar. B. Peranan Informasional 1. Peranan sebagai pihak penerima (menerima informasi tentang pengoprasian sebuah perusahaan) A. Peranan sebagai penyebar berita atau informasi (menyampaikan informasi kepada pihak bawahan) B. Peranan sebagai juru bicara (meneruskan informasi kepada pihak yang berada di luar organisasi yang bersangkutan) C. Peranan Keputusan C. Peranan sebagai wirausahawan. D. Peranan yang mengatasi gangguan-gangguan E. Peranan sebagai pihak yang mengalokasikan sumber-sumber daya. i. Peranan sebagai perantara (menghadapi berbagai macam orang dan kelompok-kelompok orang) Hendy Fayol mengusulkan bahwa semua manajer paling tidak melakukan 5 fungsi manajemen yakni merancang, mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi dan mengendalikan (Amirullah dan Haris Budiyono:2004). Mekanisme Integrasi • Mekanisme integrasi adalah cara mamadukan sistem sosioteknik dengan menggunakan Pengarahan (direction). • Caranya dengan memadukan antara variabel organisasi dengan variabel manusia dengan mengambil beberapa tindakan seperti : 1. Perintah 2. Perancangan organisasi dan pekerjaan 3. Seleksi, pelatihan, penilaian dan pengembangan 4. Komunikasi dan sistem kontrol 5. Sistem imbalan Teori Manajer dalam Manajemen Ada 3 teori dasar dalam manajemen, pertama adalah model tradisonal, kedua adalah human relations, dan ketiga adalah human resources (Milles). 1. Model Tradisional Dalam pendekatan ini manajer menggunakan pola motivasi tradisional. Manajer berasumsi bahwa pekerjaan itu tidak menyenangkan bagi manusia, upah lebih penting dari kerja itu sendiri, dan hanya sedikit sekali orang yang memiliki pengendalian dan pengarahan diri. Oleh karena itu, maka jalan keluar yang dilakukan manajer adalah melakukan supervise yang ketat merumuskan berbagai cara dan prosedur kerja sesederhana mungkin, dan memaksa apa yang diinstruksikan kepada bawahan. Dengan demikian diharapkan bawahan akan patuh dan menghasilkan apa yang telah ditetapkan. 2. Model Human Relations Dalam pendekatan ini manajer menggunakan pola human relations, manajer berasumsi bahwa bawahannya ingin merasa berguna dan penting, ingin dikenal sebagai seorang individu yang berarti dan keinginan tersebut mungkin lebih peting daripada uang. Oleh karena itu, maka tindakan yang dilakukan para manajer dalam melakukan tugasnya adalah memuji individu dan bawahannya agar mereka merasa penting/ berguna, selalu mendengar keluhan dan saran bawahannya, melakukan pengendalian dan pengarahan diri dalam hal-hal rutin. Dengan demikian diharapkan agar bawahan menjadi lebih dimanusiakan (dihargai dan senang) dan termotivasi serta bersedia bekerjasama atas dasar kesadaran diri (secara sukarela). (Keban) 3. Model Human Resources Dalam pendekatan ini, seorang manajer menggunakan pola human resource. Manajer berasumsi bahwa orang bisa saja tertarik terhadap pekerjaan yang menantang (tidak selalu uang), memiliki kreativitas dan inisiatif serta tanggungjawab yang tinggi untuk mengendalikan dan mengarahkan dirinya. Oleh karenanya, maka yang dilakukan oleh manajer adalah memanfaatkan kemampuan sumberdaya manusia yang ada pada bawahannya, memberikan peluang agar mereka dapat berkreasi dan berinisiatif, serta memberikan dorongan agar mereka dapat berpartisipasi secara aktif. Oleh karena itu, diharapkan terjadinya tanggungjawab yang lebih tinggi dikalangan bawahannya, sekaligus terjadi perbaikan efisiensi dan peningkatan kepuasan kerja. Dari ketiga pendekatan tersebut, dapat dilihat variasi pola kepemimpinan seorang manajer dalam suatu organisasi, termasuk manajer public. Pola yang dipilih tentu saja tergantung dari asumsi dasar yang dianut oleh seorang manager tentang hakekat manusia dalam organisasi, teknologi yang dimiliki, serta lingkungan dan situasi yang sedang dihadapi. Disamping itu, model sangat mempengaruhi bentuk struktur organisasi. Menurut Richard M. Steers dan Lyman W. Porter dalam buku Manajemen edisi 2 (Handoko) bahwa ada beberapa pola-pola umum pendekatan manajerial terhadap organisasi bahwa model tradisional mengisyaratkan bahwa manajer menentukan bagaimana pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dan digunakannya sistem pengupahan intensif untuk memotivasi para pekerja. Sedangkan untuk model hubungan manusiawi, menurut Elton Mayo dan para peneliti (Handoko) menemukan bahwa kontak-kontak social karyawan pada pekerjaannya adalah juga penting dan bahwa kebosanan dan tugas-tugas yang bersifat pengulangan adalah faktor-faktor pengulang motivasi. Selanjutnya mengenai model Sumber daya Manusia, menurut Argyris dan Likert, bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor—tidak hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti. Menurut Malayu S. Hasibuan, Manajer adalah sumberdaya pokok serta titik sentral setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu perusahaan. Manajer harus mengutamakan tugas, tanggungjawab, dan membina hubungan yang harmonis baik dengan atasan maupun dengan bawahan. Adapun tugas-tugas manajer adalah: 1. Managerial cycle atau siklus pengambilan keputusan, membuat rencana, menyusun organisasi, pengarahan organisasi, pengendalian, penilaian dan pelaporan. 2. Memotivasi, artinya seorang manajer harus dapat mendorong para bawahannyauntuk bekerja giat dan membina para bawahan dengan baik dan harmonis. 3. Manajer harus berusaha memenuhi kebutuhan para bawahannya. 4. Manajer harus dapat menciptakan kondisi yang akan membantu bawahannya mendapatkan kepuasan dalam pekerjaanya. 5. Manajer harus berusaha agar para bawahannya bersedia memikul tanggung jawab. 6. Manajer harusmembina bawahannya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. 7. Manajer harus membenahi fungsi-fungsi fundamental manajemen secara baik. 8. Manajer harus mewakili dan membina hubungan yang harmonis dengan pihak luar. Sementara itu tidak hanya dampak positive saja namun ada pula dampak negatif yang di berikan dari Teknologi Informasi antara lain : 1. Isu SARA, kekerasan dan pornografi menjadi hal yang biasa. 2. Kemudahan transaksi memicu munculnya bisnis-bisnis terlarang seperti narkoba dan produk black market atau ilegal. 3. Para penipu dan penjahat bermunculan terutama dalam kasus transaksi online. 4. Munculnya budaya plagiarisme atau penjiplakan hasil karya orang lain. Hampir semua bidang memiliki dampak positif dan negatif termasuk dalam perkembangan teknologi informasi dalam kehidupan kita dan hendaknya kita sendiri yang mewaspadai supaya jangan sampai terkena imbas. Contoh kasus 1. bisnis online shop yang memanfaatkan kemajuan teknologi dalam bidang ekonomi sehingga dapat memudahkan bisnis tanpa terhambat jarak dan waktu. Transaksi di pasar online harus mempunyai peraturan yang harus ditaati pemakainya dalam dunia maya. Semua user/pemakai yang menjalankan bisnis dan memakai fasilitas IT, dengan penuh tanggung jawab atas apa yang dilakukannya dalam dunia IT. Dengan demikian kita dapat menikmati kecanggihan dunia IT dengan aman. 2. Bidang Industri dan Manufaktur Di bidang industri, komputer telah dipergunakan untuk mengontrol mesin-mesin produksi dengan ketepatan tinggi, misalnya CNC (Computer Numerical Contor) pengawasan numeric atau perhitungan, CAM (Computer Aided Manufacture), CAD (Computer Aided Design), yaitu untuk merancang bentuk (desain) sebuah produk yang akan dikeluarkan pada sebuah industri atau pabrik, misal sebuah mesin serba guna dalam industri metal sehingga dapat kita jumpai berbagai produk industri logam yang bervariasi dan kita bayangkan sulit apabila dikerjakan secara manual. Banyak pula mesin-mesin dalam industri garmen dilengkapi dengan kontrol komputer, misalnya melakukan pewarnaan, membuat border, dan sebagainnya. Selain itu industri modern saat ini juga memanfaatkan robot yang secara otomatis melakukan kerja-kerja tertentu dalam sebuah industri yang dikontrol oleh komputer yang tidak mungkin dikerjakan manusia. Contohnya tangan robot dikontrol oleh komputer digunakan untuk memasang komponen-komponen renik dan chip-chip pada motherboard komputer. 3. Bidang Bisnis dan Perbankan Di bidang bisnis baik perdagangan barang maupun jasa komputer akan sangat penting untuk kegiatan transaksi baik rutin, periodik, maupun insidentil dan menyediakan informasi dengan cepat dan tepat. Sistem Informasi Manajemen (SIM) / Management Information system (MIS), merupakan sistem informasi yang sudah banyak diterapkan pada perusahaan yang bergerak bidang perdagangan barang dan jasa baik pada perusahaan besar, menengah, bahkan perusahaan kecil. SIM diterapkan pada semua tingkat atau level manajemen yang ada yaitu manajemen tingkat atas(top management), manajemen tingkat menengah (middle management), dan manajemen tingkat bawah (lower managementi). Di perusahaan dagang seperti department store, telah dipergunakan mesin cash register (mesin kasir) yang dilengkapi dengan kontrol komputer sehingga mesin tersebut dapat dikontrol oleh pihak manajer hanya dari ruangan kerjanya secara cepat dan tepat, untuk scanning barcode kode barang dagangan, menghitung rugi laba, inventori dan sebagainya. Pada perusahaan jasa seperti perbankan komputer digunakan untuk menghitung bunga secara otomatis, transaksi on-line, ATM, dan sebagainya. Komputer juga banyak digunakan untuk proses akuntansi, melakukan analisa keuangan, neraca, rugi laba, dan sebagainya. Bahkan ada beberapa software yang secara khusus disediakan untuk operasi akuntansi. Di bidang perhotelan komputer digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis kamar yang telah terisi dan masih kosong. Bahkan saat ini sudah masyarakat untuk penjualan pertokoan kecil, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), apotik dan bermacam-macam usaha kecil lainnya. Penerapan TIK pada bidang bisnis misalnya, TIK telah banyak digunakan untuk mendukung proses bisnis yang terjadi pada perusahaan, baik bidang ekonomi maupun perbankan. Dengan hadirnya aplikasi-aplikasi dan layanan e-bussiness, e-commerce, e-banking dan lain-lain. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam bisnis dapat dilihat dari efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan Teknologi Informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi menyebabkan perubahan bada kebiasaan kerja. Misalnya penerapan Enterprice Resource Planning (ERP). ERP adalah salah satu aplikasi perangkat lunak yang mencakup sistem manajemen dalam perusahaan. salah satu contoh aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Bisnis Teknologi Informasi dan Komunikasi dimanfaatkan untuk perdagangan secara elektronik atau dikenal sebagai E-Commerce. Jakarta, 17 Desember 2018 Mayang Sari DAFTAR PUSTAKA Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen : Pengenalan E-learning. FEB – Universitas Mercubuana: Jakarta.https://garudacyber.co.id/artikel/900-kelebihan-dan-kekurangan-manajemen-sistem-informasi-terhadap-organisasi-maupun-perusahaan https://blingjamong.wordpress.com/2013/11/18/1-1dampak-positif-dan-negatif-teknologi-informasi-dan-komunikasi-dalam-bidang-pendidikan-pemerintah-dan-ekonomi/ Anzizhan, Syafaruddin. Sistem pengambilan keputusan pendidikan.Ebook.Anonim. 2013. Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Organisasi (http://www.contohlengkap.com/2013/08/ diakses pada 23 Oktober 2016).https://garudacyber.co.id/artikel/900-kelebihan-dan-kekurangan-manajemen-sistem-informasi-terhadap-organisasi-maupun-perusahaan https://afrizanraja.wordpress.com/2013/05/29/peran-manajer-dalam-perusahaan/102206http://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/28/Manfaat-Internet-untuk-Dunia-Bisnis.html http://srisuryani20.blogspot.com/2014/01/pembelajaran-elektronik-e-learning.html

TUGAS SIM, MAYANG SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, PENGENALAN E-LEARNING, 2018.

“PERAN DAN PEMANFAATAN TELEKOMUNIKASI, INTERNET, DAN TEKNOLOGI NIRKABEL SERTA PERKEMBANGANNYA DALAM MENDUKUNG KINERJA PERUSAHAAN” Dengan masa kini dan tren saat ini pembelajaran e-elerning sangat penting kareana banyak perusahaaan yg menfaatkan pembelajaran secara digital dan,membuat promosi scara digital maka,banyak perusahaan harus trik atau cara membuat perusahaan tidak ketinggalan jaman,seandainya perusaahan tidak menggunakan cara digital perusaahan akan tertinggal dengan perusahaan yang menggunakan cara pembelajaran digital.menurut saya manfaat e-elarning bagi perusahaan? • Biaya yang Lebih Murah Bisa kita katakan bahwa pelatihan dengan memanfaatkan E-learning sangat jauh lebih hemat dibandingkan dengan metode klasik tatap muka yang selama ini masih banyak digunakan baik di perusahaan besar maupun kecil. Jika dengan model tatap muka maka perusahaan masih harus mengeluarkan banyak biaya seperti biaya tempat training, biaya pengajar, perjalanan dinas, konsumsi, transportasi, dll yang dalam satu kali training saja bisa menghabiskan biaya hingga puluhan atau bahkan ratusan juta rupiah. Padahal karyawan pada satu perusahaan jumlahnya bisa sampai ribuan orang. Berapa jadi total biayanya? Sedangkan jika menggunakan E-learning maka yang dibutuhkan hanya server atau pusat saja kemudian semua karyawan bisa mendapatkan materi pada email pribadi pada saat bersamaan dari berbagai tempat yang berbeda tanpa ada tambahan biaya apapun. • Cara Belajar yang Fleksibel Dengan penggunaan E-learning maka karyawan bisa belajar tidak hanya pada saat training saja seperti saat training dengan model konvensional melainkan dari mana saja dan kapan saja materi pelatihan bisa dibaca, dipelajari tanpa ada batasan tertentu. Secara tidak langsung karyawan akan belajar secara terus menerus tanpa paksaan. Dan tentu saja dengan cara yang jauh lebih menarik lagi. • Pembelajaran Secara Continue Dalam system E-learning, materi yang dibagikan kepada semua karyawan bisa dibaca berulang kali baik dalam bentuk dokumen, data atau video sehingga kapan saja dirasa perlu akan lebih mudah tanpa perlu harus membawa modul pelatihan yang berat kemana pun Anda pergi. Manfaatkan gadget Anda untuk hal yang seperti ini. • Pengukuran Hasil yang Akurat Dalam penggunaan pelatihan dengan E-learning maka karyawan bukannya tanpa tanggung jawab dan bebas atas kemudahan yang sudah diberikan. Sebagai salah satu ujian atau syarat kelulusan maka setiap karyawan dalam setiap jabatan diwajibkan untuk menjawab atau menyelesaikan setiap quiz, soal, test atau ujian yang diberikan juga melalui materi yang ada. Sistem E-learning sudah memiliki desain yang lengkap sampai dengan scoring atau penilaian jawaban karyawan yang saat itu juga bisa langsung mengetahui hasilnya. Dari segi waktu pun lebih efisien dan singkat bukan? • Jangkauan Tanpa Batas Dengan system E-learning maka bisa menjangkau siapa saja, dimana saja tanpa terbatas waktu dan tempat. Dalam memanfaatkan dunia maya jarak dan tempat seolah bukanlah sebuah hal yang begitu berarti. Manfaat Internet Untuk Dunia Bisnis Judul di atas kemungkinan sudah tidak asing lagi bagi para pembaca. Semua orang sebagian besar tentu sudah mengerti apa itu Internet, ya Internet (Inter-Network) adalah interkoneksi antar jaringan komputer sedunia yang dapat saling bertukar informasi. Layanan internet meliputi komunikasi langsung (email, chatting), diskusi (Usenet News, email, milis), sumber daya informasi yang terdistribusi (World Wide Web, Gopher), remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP), Social Media (twitter, facebook, friendster, linkedin) dan aneka layanan lainnya. Internet dapat dimanfaatkan dalam segala bidang, untuk bidang pendidikan, pemerintah, perbankan, penyuluhan kepada masyarakat, kesehatan, dan masih banyak lagi. Untuk tulisan kali ini yang akan dibahas adalah manfaat internet untuk dunia bisnis. Internet telah merevolusi cara dunia melakukan bisnis baik di tingkat lokal dan global. Dari cara mengumpulkan data untuk merekrut karyawan pada perusahaan, cara bisnis menggunakan Internet sangat banyak, sebagai manfaat dari Internet untuk komunitas bisnis. Orang telah menemukan berbagai manfaat internet untuk bisnisnya. Banyak perusahaan kecil dan besar telah memanfaatkan Internet demi menunjang bisnis mereka. Bahkan ada yang dinamakan bisnis Online dimana semata-mata menjadikan Internet sebagai bisnis utama. Banyak perusahaan, terutama yang menerapkan perdagangan online, telah mengintegrasikan situs Web mereka dengan sistem back-office seperti database, paket akuntansi dan kontrol stok dan penelusuran pelanggan mereka. Hal ini dapat mengurangi biaya administrasi dan meningkatkan layanan pelanggan dengan memberikan informasi yang cepat dan mudah tentang kemajuan order kepada pelanggan. Adanya Internet mendobrak batasan ruang dan waktu. Sebuah perusahaan di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pasar Amerika dibandingkan dengan perusahaan di Eropa, atau bahkan dengan perusahaan di Amerika. Perlu diingat, hal yang sebaliknya (perusahaan luar mengakses pasar Indonesia) dapat juga dilakukan dengan mudah. Hilangnya batasan ruang dan waktu dengan adanya Internet membuka peluang baru untuk melakukan pekerjaan dari jarak jauh. Istilah teleworker atau teleworking mulai muncul. Seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya dari rumah tanpa perlu pusing dengan masalah lalulintas. Kesemua hal di atas menunjukkan adanya peluang-peluang baru di dalam bisnis dengan adanya Internet. Berikut contoh macam-macam bisnis yang dapat dilakukan melalui media Internet : • Menjual Produk : Jika anda mempunyai produk bisa dipasarkan melalui website yang telah dibuat, kemudian diiklankan melalui media internet. • Menjual Informasi : Jika anda mempunyai informasi yang berharga dan tidak banyak orang tahu, maka informasi tersebut bisa anda jual. Produk bisa dikemas dalam bentuk ebook. • Pemasaran Online : Anda bisa menjual produk orang lain melalui website anda. Sebuah perusahaan bisa memasarkan produk atau jasa tanpa menggunakan teknik pemasaran tradisional seperti brosur, surat dan iklan di surat kabar. • Menjual Program/software yang bermanfaat : Jika Anda adalah seorang programer komputer yang ahli, maka Anda pun bisa menjual Software buatan Anda tersebut lewat jalur internet. Misalnya, software untuk mengirimkan iklan baris ke ratusan bahkan ribuan situs iklan baris hanya dengan satu kali klik, dsb. • Kursus Online : Jika anda mempunyai keahlian dalam bidang bahasa, anda bisa mengajarkan kursus online lewat website • Jika Anda adalah seorang penulis buku, maka Anda bisa menjual hasil karya Anda di Toko Buku Online. • Web hosting dan menjual kembali paket web hosting. • Menjual nama domain. • Membeli, mengembangkan dan menjual website. • Membangun komunitas online seperti forum, dating dan situs jejaring sosial. Alasan kegagalan implementasi e-learning di perusahaan. 1. Tidak memiliki strategi implementasi (blue print) yang komprehensif. Sering kali perusahaannya hanya berpikir dalam jangka pendek ketika memutuskan untuk mengimplementasikan e-learning, bahkan hanya menganggap e-learning sebagai sebuah pilot project. Hal ini jelas merupakan sebuah kesalahan besar. Penerapan e-learning harus dipikirkan dengan matang dan terencana karena banyak hal yang terkait di dalamnya. Oleh karenanya, sebelum memutuskan untuk mengimplementasikan e-learning, perusahaan harus sudah memikirkan langkah-langkah strategis yang akan diterapkan, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang untuk memastikan kelangsungan implementasi e-learning yang berdaya guna. Untuk itu, pada awalnya perusahaan harus melakukan identifikasi dan penggalian informasi mengenai implementasi e-learning, baik dengan memanfaatkan jasa konsultan e-learning atau pun melakukan adopsi (benchmark) dari perusahaan lainnya yang sudah sukses mengimplementasikan e-learning. Selain itu, harus dipastikan agar implementasi e-learning tidak berdiri sendiri, tetapi terintegrasi dengan learning management secara keseluruhan. 2. Ketidaksiapan melakukan change management. Yang dimaksud dengan change management di sini lebih dalam konteks people. Harus disadari bahwa keberhasilan implementasi e-learning sangat tergantung dari penerimaan atau respons para penggunanya (dalam hal ini adalah karyawan perusahaan). Implementasi e-learning dapat dikatakan sukses apabila ada antusiasme yang tinggi dari penggunanya, dan memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas SDM dalam rangka mencapai target perusahaan. Salah satu tantangan yang perlu dipikirkan dengan matang oleh manajemen adalah merubah proses atau budaya belajar (learning culture) karyawan perusahaan. Apabila selama ini proses pembelajaran lebih didominasi dengan metode konvensional, khususnya pelatihan di kelas (training classroom), di mana ada peran seorang instruktur atau trainer yang memberikan pelatihan, maka dengan e-learning peran itu menjadi hilang. Oleh karenanya, perusahaan harus membuat kebijakan yang tepat, yang dapat memberikan rangsangan kepada para karyawan agar mau berpartisipasi secara aktif sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Pemberian reward kepada peserta dengan result evaluation yang sangat baik, penugasan seorang supervisor untuk mengawasi implementasi di setiap cabang atau unit kerja, dan kebijakan untuk menjadikan e-learning sebagai salah satu tolak ukur kompetensi karyawan merupakan beberapa cara yang bisa diterapkan. 3. Kurangnya support dari manajemen secara keseluruhan. Kesan yang seringkali muncul adalah implementasi e-Learning di sebuah perusahaan hanya menjadi milik dan tanggung jawab satu divisi saja, khususnya Training/Learning Center. Kondisi demikian membuat divisi lainnya merasa tidak dilibatkan, dan hal ini menyebabkan timbulnya resistensi terhadap implementasi e-Learning di perusahaan. Seharusnya implementasi e-Learning menjadi milik semua elemen di perusahaan dengan tujuan pengembangan sumber daya manusia demi kelancaran bisnis perusahaan. Harus ada sinergi dari semua pihak di perusahaan agar implementasi e-Learning dapat berjalan dengan baik dan makksimal, mulai dari proses pengembangan hingga pelaksanaannya,. 4. Ketidaksiapan infrastruktur teknologi. Tanpa teknologi yang memadai, mustahil implementasi e-learning dapat berjalan maksimal. Teknologi bukan hanya sekedar sarana pendukung, tetapi menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi. Keberadaan teknologi yang memadai menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan implementasi e-learning di perusahaan. Salah satu contoh kegagalan yang sering terjadi adalah masalah bandwith. Perusahaan tidak memperhitungkan dengan cermat kapasitas bandwith yang dibutuhkan untuk implementasi e-learning dan kaitannya dengan proses operasional perusahaan. Yang kemudian terjadi adalah keberadaan e-learning justru dianggap menjadi penghambat proses operasional perusahaan. Kondisi ini kemudian diikuti dengan langkah untuk mengurangi kapasitas bandwith untuk penggunaan e-learning. Dampaknya adalah proses pembelajaran via e-learning menjadi sangat lambat, khususnya dalam proses pengunduhan materi. Hal ini jelas menimbulkan ketidaknyamanan bagi para penggunanya. Ketika ini terjadi, dapat dikatakan bahwa penerapan e-learning telah setengah jalan menuju kegagalannya, karena seperti yang telah saya jelaskan di poin sebelumnya, keberhasilan e-learning tergantung bagaimana penerimaan atau respons dari para penggunanya. 5. Individu-individu pelaksana yang kurang kompeten. Perusahaan menganggap bahwa e-learning dapat dikelola oleh siapa saja. Ini jelas pemahaman yang sangat salah. Dapat dikatakan bahwa e-learning merupakan perpaduan dari banyak unsur, seperti education, IT, art, dan multi-media. Oleh karenanya, dibutuhkan figur-figur yang memiliki pengetahuan terkait dengan unsur-unsur tersebut. Figur yang tidak hanya paham bagaimana membuat sebuah materi yang berguna, tetapi juga bagaimana materi itu menarik bagi para pembelajarnya, serta dapat berfungsi dengan baik dalam koridor teknologi. 6. Penggunaan Learning Management System (LMS) yang tidak tepat sasaran. LMS adalah software aplikasi yang berfungsi untuk menyimpan, mengelola, dan mendistribusikan berbagai materi pelatihan, ujian atau test yang telah disiapkan. LMS dilengkapi dengan katalog online sehingga pembelajar dapat mengakses, memilih, dan menjalankan berbagai materi pelatihan yang ada. LMS mampu mencatat log atau tracking aktivitas setiap pembelajar yang memanfaatkan e-learning. Ada banyak aplikasi LMS yang dapat dipilih dan digunakan, baik yang sifatnya berbayar atau pun gratis. Setiap aplikasi LMS tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Agar tidak salah pilih, sebaiknya perusahaan perlu terlebih dahulu melakukan identifikasi kebutuhan mereka akan LMS yang disesuaikan dengan sistem pembelajaran yang akan dibangun dan diterapkan kedepannya. 7. Pemilihan vendor e-learning yang tidak tepat. Biasanya perusahaan memilih sebuah vendor e-learning karena dua alasan, yaitu harga yang relatif murah dan nama besar. Hal itu memang tidak salah, tetapi alangkah baiknya bila pemilihan vendor e-learning disesuaikan dengan kebutuhan dan strategi implementasi yang ada agar kedepannya implementasi e-learning dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Sebagai contohnya, perusahaan memilih vendor A karena harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibandingkan kompetitornya. Tetapi ternyata kualitas modul e-learning yang dihasilkan sangat mengecewakan dan jauh dari ekspektasi perusahaan, serta tidak menarik minat karyawan untuk mempelajarinya. Contoh lainnya adalah perusahaan memilih vendor B karena nama besarnya di bidang e-learning. Secara kualitas memang bagus, tetapi belakangan baru diketahui bahwa modul yang dihasilkan memiliki satu kelemahan utama, yaitu tidak dapat di-update oleh pihak internal perusahaan karena ada keterbatasan komponen yang hanya dimiliki oleh vendor tersebut. Jadilah perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan apabila ingin melakukan perubahan yang bersifat update. Padahal perusahaan sudah mengalokasikan SDM khusus yang bertugas untuk melakukan perubahan atau modifikasi. 8. Penyusunan kursus atau materi e-learning yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau strategi bisnis perusahaan (business strategy). Hal ini merupakan kondisi yang tidak hanya terjadi pada implementasi e-learning, tetapi secara lebih luas juga pada pelaksanaan training di banyak perusahaan. Ketika menyusun sebuah training, pihak yang terkait sering kali tidak mempertimbangkan implikasinya bagi strategi bisnis perusahaan. Mereka beranggapan bahwa karyawan perlu tahu tentang sebuah materi training, tanpa memikirkan alasan, tujuan, atau dampaknya secara langsung bagi karyawan dan perusahaan. Langkah yang sebaiknya dilakukan di awal adalah melakukan training needs analysis (TNA) berbasis kompetensi yang mengacu pada corporate strategy, business strategy, dan functional strategies. Hasil dari proses tersebut nantinya tertuang dalam sebuah matriks implication of business strategy for training, yang akan dijadikan acuan dalam menyusun sebuah training atau eContent bagi karyawan perusahaan. 9. Modul e-learning yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip instructional design (tidak efektif). Ada beberapa hal yang dapat dijadikan contoh indikasi. Pertama adalah developer minded, bukan user minded. Dalam mengembangkan sebuah modul e-learning, seharusnya didasari atas pemikiran “apa yang perlu diketahui dan yang terbaik” untuk pembelajar (user), bukan apa yang terbaik menurut kacamata developer. Kedua adalah lebih mendahulukan tampilan (grafis) daripada instructional strategy. Harus dipahami bahwa sebuah modul e-learning yang baik diukur dari seberapa mudah materi pembelajarannya untuk dimengerti dan dipahami, bukan dari seberapa bagus kualitas grafis yang ditampilkan. Untuk itu diperlukan pemilihan instructional strategy yang baik dan sesuai. Grafis hanyalah salah satu bagian dari instructional strategy yang digunakan untuk mempermudah user memahami sebuah materi. Ketiga adalah cakupan materi yang terlalu banyak dan dipaksakan. Banyak perusahaan terjebak dalam pemikiran bahwa kehadiran e-learning otomatis akan menggantikan fungsi training konvensional (classroom). Kondisi ini membuat perusahaan sebisa mungkin memasukkan materi sebanyak-banyaknya dalam sebuah modul e-learning. Hal ini jelas menyulitkan bagi para pembelajar dalam mempelajari dan memahami materi yang disampaikan. Sebuah modul e-learning seharusnya mudah untuk dipelajari (simple). Satu yang harus dipahami adalah bahwa kehadiran e-learning tidak otomatis menggantikan training konvensional secara keseluruhan. Ada beberapa materi pembelajaran yang dapat sepenuhnya menggunakan e-learning, dan ada beberapa lainnya yang tetap harus disampaikan dengan metode konvensional. Hambatan Pemanfaatan E-Learning Beberapa kendala yang mesti menjadi bahan pertimbangan dalam menerapkan teknologi web base learning adalah : 1. Faktor waktu pengembanganRancangan dan pengembangan web base learning memerlukan waktu yang relatif lama. Hal ini terkait dengan rancangan website pembelajaran, rancangan modul atau bahan ajar, bahan latihan dan bahan ujian dari dosen matakuliah. 2. Faktor BiayaBiaya implementasi terkait dengan biaya akses internet secara bulanan, biaya produksi awal yang relative besar seperti pengadaan peralatan (Komputer, jaringan telp/ADSL, peralatan jaringan lokal, dll). Faktor biaya akan menjadi ringan jika sarana dan prasaran pendukung telah tersedia, sehingga focus factor biaya hanya terletak pada biaya akses internet dan biaya perancangan website. 3. Faktor ManusiaKualitas SDM merupakan masalah klasik yang selalu “menghantui” di PTAI, terutama dibidang Teknologi Informasi. Bahkan sampai saat ini ada anggapan dari beberapa dosen di PTAI bahwa internet adalah “pusat dosa dan nista”. Sebuah ungkapan yang sangat naïf sekali untuk menutupi kekurangan diri. Masih kurangnya minat dan perhatian unsur akademik seperti dosen, pimpinan dan mahasiswa pada PTAI menambah panjang factor tantangan dalam penerapan web base learning di PTAI. Beberapa solusi alternatif yang dapat menjadi pertimbangan dalam mengatasi masalah penerapan web base learning ini, diantaranya : 1. Untuk tahap awal hanya dirancang khusus web base learning yang sesuai dengan kebutuhan. Artinya hanya beberapa matakuliah yang dianggap telah siap untuk dimuat dalam website learning. 2. Alokasi dana khusus merupakan langkah yang paling tepat untuk mengatasi masalah pendanaan. Kondisi ini atau masalah kekurangan biaya tidak menjadikan pengimplementasian web base learning tertunda, karena kebanyakan PTAI saat ini telah memiliki website akademik mandiri dan begitu juga dengan jaringan akses internet, sehingga dengan kondisi yang setidaknya PTAI sudah mampu membuat sebuah prototype pembelajaran berbasis web. 3. Pengaruh mobilitas informasi menjadikan tantangan tersendiri bagi mahasiswa dan dosen untuk mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terutama teknologi informasi. Kondisi ini menjadikan mahasiswa dan dosen untuk berusaha memicu diri untuk memanfaatkan fasilitas teknologi dalam mengimbangi mobilitas informasi tersebut. Disamping hal tersebut, pelatihan, sosialisai yang intensif dan terjadwal merupakan langkah yang tepat untuk mengtasi permasalah kualitas sumber daya manusia. Kendala Penerapan e-Learning di Indonesia beserta Solusinya Dalam Penerapan e-Learning di Indonesia , masih terdapat beberapa kendala yang menghambat pelaksanaannya, antara lain : 1. Biaya awal pengoperasian (Investasi awal) Biaya awal pengoperasian merupakan salah satu kendala yang menghambat sistem e-learning ini, karena biaya yang dibutuhkan pasti sangat besar. Hal tersebut yang membuat seseorang atau instansi pendidikan berfikir dua kali untuk menerapkan sistem e-learning tersebut. 2. Budaya Dengan adanya sistem e-learning ini, kita dituntut untuk menerapkan budaya belajar mandiri dan terbiasa untuk selalu menggunakan teknologi yang ada , seperti komputer, laptop, dan internet . namun tidak semua orang menguasai hal tersebut, masih banyak orang yang belum terbiasa menggunakan komputer dan internet dikehidupan sehari-harinya 3. Teknologi dan infrastruktur Penerapan E-learning membutuhkan banyak perangkat pendukung seperti komputer, internet yang lancar, LCD dan teknologi lain yang tepat. Akan tetapi, masih banyak instansi pendidikan atau perusahaan yang infrastruktur dan teknologinya masih belum memadai sampai saat ini. 4. Internet mahal Kendala lain dalam penerapan e-learning adalah biaya internet yang mahal, sehingga tidak semua orang mau mengeluarkan biaya mahal untuk pemasangan internet, mereka pasti berfikir akan lebih baik jika biaya tersebut digunakan untuk urusan yang lain 5. Belum tersedianya hotspot di semua instansi pendidikan Karena biaya pemasangan internet yang mahal , masih banyak instansi pendidikan yang belum menyediakan area hotspot/wifi, sedangkan hal tersebut merupakan salah satu penunjang terlaksananya program e-learning ini. 6. Belum siapnya SDM yang dimiliki Sumber Daya Manusia yang dimaksud disini adalah para pengajar dan siswa/mahasiswa. Masih banyak pengajar, terutama pengajar yang lama belum bisa menggunakan e-learning dalam pembelajaran karena mereka memang belum pernah mengenal apa itu e-learning sebelumnya. Sedangkan dari sisi siswa / mahasiswanya sendiri pun masih banyak yang belum paham dan belum bisa menggunakan e-learning secara optimal. Hal itu dikarenakan kebiasaan mereka menggunakan sistem lama, seperti mencatat, merangkum , dan mereka tidak dibiasakan untuk selalu menggunakan komputer dalam pembelajarannya. 7. Sistem pendidikan yang belum berbasis e-learning Masih banyak instansi pendidikan di Indonesia yang sistem pembelajarannya belum berbasis e-learning, hal ini dikarenakan adanya banyak kendala seperti yang telah dijelaskan sebelumnya sperti biaya, infrastruktur penunjang dan SDM. Dengan adanya kendala - kendala tersebut sudah seharusnya kita memikirkan solusi yang paling tepat untuk mengatasinya . Agar penerapan sistem pembelajaran berbasis e-learning di Indonesia bisa berjalan dengan baik , lancar dan sesuai dengan yang diinginkan . Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dijadikan solusi dari kendala-kendala dalam penerapan sistem e-learning di Indonesia 1. Untuk masalah biaya penggunaan internet, Sebaiknya diadakan kerjasama antara Pemerintah dan Perusahaan telekomunikasi di Indonesia untuk menyediakan layanan internet yang murah khususnya untuk bidang pendidikan. Perusahaan telekomunikasi bisa menyediakan paket-paket internet murah sehingga bisa dijangkau oleh semua kalangan , dan pastinya dengan jaringan yang lancar . bisa juga dengan disediakan area hotspot/wifi disekolah atau instansi pendidikan lainnya. Dengan beberapa hal tersebut sudah cukup membantu pelaksanaan sistem e-learning di Indonesia. 2. Untuk masalah pengadaan infrastruktur dan teknologi penunjang dalam penerapan e-learning di Indonesia Penerapan E-learning membutuhkan banyak perangkat pendukung seperti komputer, internet yang lancar, LCD dan proyektor serta teknologi lain yang tepat. sedangkan untuk melengkapi infrastruktur tersebut pastilah membutuhkan banyak biaya. Seharusnya Pemerintah Indonesia menyediakan dana untuk pengadaan infrastruktur penunjang yang dibutuhkan , sehingga sekolah-sekolah atau instansi pendidikan di Indonesia tidak terlalu terbebani dengan hal tersebut. Sesuai dengan ketetapan yang ada bahwa anggaran pendidikan sebesar 20% dari anggaran negara jika anggaran tersebut bisa lebih tinggi, maka akan lebih baik lagi. Karena anggaran yang semakin besar untuk pendidikan, berbanding lurus dengan kualitas pendidikan. Semakin tersedia sarana dan prasarana pendidikan, semakin baik kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. 3. Untuk masalah Sumber Daya Manusia (SDM) Kendala lain dalam penerapan e-learning di Indonesia adalah Sumber daya manusia (SDM) seperti pengajar dan siswa/mahasiswa , SDM yang ada haruslah ditingkatkan terlebih dahulu. Dapat dimulai dengan diadakannya sosialisasi tentang pendidikan berbasis e-learning di sekolah- sekolah atau instansi pendidikan yang lain. agar mereka lebih mengetahui apa itu e-learning ,apa manfaat dan apa saja yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. Peningkatan SDM dari segi pengajar/tenaga pendidik dapat diakukan dengan pemberian pelatihan dalam bidang IT ,agar mereka lebih menguasai teknologi informasi dan komunikasi digital dan penerapannya. Selain itu pengajar juga perlu dilatih kekreatifitasannya dalam menyampaikan dan mengembangkan materi-materi yang bersifat e-learning. Sedangkan dari segi siswa/mahasiswa, mereka juga harus dibiasakan untuk belajar mandiri dengan menggunakan teknologi yang ada seperti komputer, laptop, internet, LCD, dll , agar mereka lebih terampil dan kreatif. Dalam penerapan sistem pendidikan yang berbasis e-Learning ini siswa/ mahasiswa merupakan subjek utama dalam sistem pendidikan tersebut. Siswa/mahasiswa akan dituntut lebih proaktif dan kreatif dalam mengikuti proses belajar dan mengajar yang berbasis e-Learning, sehingga peranan pengajar akan semakin berkurang. Namum pengajar tetap harus melakukan pengawasan terhadap kemajuan prestasi siswa/mahasiswa itu sendiri, jangan sampai terdapat siswa/mahasiswa yang tidak up to date terhadap materi yang telah disajikan oleh pengajar dan membuat prestasi siswa menjadi semakin turun. Antara pengajar dan peserta didik harus tetap terjalin komunikasi, baik itu di sekolah ataupun diluar lingkungan sekolah, baik itu secara langsung ataupun melalui media komunikasi lainnya seperti email, sms, chatting , social media seperti Facebook, Twitter, Blog dan sebagainya. selain itu media komunikasi tersebut dapat digunakan juga dalam penyampaian informasi termasuk penyampaian materi yang diajarkan. Untuk mengatasi berbagai kendala penerapan e-Learning di Indonesia dibutuhkan peran dan dukungan dari berbagai pihak.agar sistem ini dapat berjalan dengan baik dan merata di Indonesia serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. berikut tips yang dapat digunakan untuk menghemat biaya operasional secara efektif: Efisiensi Proses Kerja Proses kerja merupakan hal yang penting untuk sebuah bisnis. Namun, apakah proses kerja pada perusahaan Anda sudah efisien? Kebanyakan proses kerja cenderung tidak efisien dan berlebihan. Sehingga Anda perlu melakukan evaluasi proses kerja pada perusahaan Anda. Lakukan analisa proses kerja mana yang penting dan yang tidak penting, mana yang perlu dihilangkan atau dipangkas. Buatlah proses kerja pada perusahaan seefektif dan seefisien mungkin. Peralatan yang berlebihan, konsumsi listrik, air, telepon, wifi, kertas, dan lainnya yang dapat Anda hemat, sebaiknya diatur sedemikian rupa untuk digunakan seperlunya saja. Efisiensi Sumber Daya Manusia Selain proses kerja, Anda juga perlu mengatur sumber daya manusia yang ada di perusahaan. Pilihlah orang-orang terbaik yang bekerja di tempat Anda, jika ada yang malas, Anda dapat mengeluarkannya. Selain itu, tempatkan karyawan dengan kualitas terbaik pada posisinya masing-masing. Bekali juga karyawan Anda dengan beberapa pelatihan agar mereka kompeten dalam pekerjaannya. Mungkin beberapa dari Anda berpikir, mengapa malah membuat pelatihan, kan malah menambah pengeluaran? Biaya pelatihan yang Anda keluarkan merupakan investasi agar sumber daya yang ada menjadi efektif dan efisien. Manfaatkan Penggunaan Teknologi Perkembangan teknologi juga dapat Anda manfaatkan dalam dunia bisnis. Dengan menggunakan bantuan teknologi, komunikasi akan menjadi sangat mudah dan murah. Selain komunikasi, dengan menggunakan teknologi Anda juga dapat mengurangi biaya operasional lain, seperti: a. Melakukan efisiensi dalam koordinasi, dengan bantuan teknologi rapat dan koordinasi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan mudah dan cepat. b. Mengurangi penggunaan kertas, dengan teknologi Anda juga dapat menghemat kertas dalam operasional. Bahkan dengan mencatat semua hal dengan teknologi maka data akan selalu tersimpan dan Anda tidak perlu takut kehilangan. c. Menghemat biaya perjalanan / transportasi, jika Anda mendapatkan tugas perjalanan dinas gunakan kelas ekonomi dan apabila memungkinkan Anda dapat menggunakan aplikasi video call. Sehingga waktu, biaya dan energi akan berkurang. Efisiensi Cuti dan Lembur Buatlah kebijakan mengenai cuti dan lembur yang efektif. Misalnya, membuat pengaturan giliran cuti, karyawan yang akan cuti harus menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu. Hal ini dapat berguna untuk mencegah inefisiensi proses kerja. Selain itu, produktivitas juga tetap akan berjalan. Selain cuti, lembur juga harus diatur. Berbayar ataupun tidak lembur akan menambah biaya operasional. Anda dapat menganalisis apakah waktu lembur efektif digunakan untuk bekerja atau tidak. Karena ada beberapa orang yang kadang memanfaatkan lembur hanya untuk mendapatkan bonus saja. Melakukan penghematan dan penurunan biaya operasional tidak dapat Anda lakukan sendirian. Mintalah bantuan dan kesadaran dari semua karyawan yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan. \ Jakarta, 24 Desember 2018 Mayang Sari DAFTAR PUSTAKA Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen : Pengenalan E-learning. FEB – Universitas Mercubuana: Jakarta.https://garudacyber.co.id/artikel/900-kelebihan-dan-kekurangan-manajemen-sistem-informasi-terhadap-organisasi-maupun-perusahaan https://blingjamong.wordpress.com/2013/11/18/1-1dampak-positif-dan-negatif-teknologi-informasi-dan-komunikasi-dalam-bidang-pendidikan-pemerintah-dan-ekonomi/ Anzizhan, Syafaruddin. Sistem pengambilan keputusan pendidikan.Ebook.Anonim. 2013. Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Organisasi (http://www.contohlengkap.com/2013/08/ diakses pada 23 Oktober 2016).https://garudacyber.co.id/artikel/900-kelebihan-dan-kekurangan-manajemen-sistem-informasi-terhadap-organisasi-maupun-perusahaan https://www.jurnal.id/id/blog/2018-tips-praktis-menghemat-biaya-operasional-perusahaan/ http://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/28/Manfaat-Internet-untuk-Dunia-Bisnis.html Didi Wahyu Sudirman. 2003. Pengambilan Keputusan sebagai Langkah Strategis Tugas Manajer. journal.uny.ac.id, 3(2): 93-101. http://srisuryani20.blogspot.com/2014/01/pembelajaran-elektronik-e-learning.html

Template by:

Free Blog Templates