“PERAN DAN PEMANFAATAN TELEKOMUNIKASI, INTERNET, DAN TEKNOLOGI NIRKABEL SERTA PERKEMBANGANNYA DALAM MENDUKUNG KINERJA PERUSAHAAN” Dengan masa kini dan tren saat ini pembelajaran e-elerning sangat penting kareana banyak perusahaaan yg menfaatkan pembelajaran secara digital dan,membuat promosi scara digital maka,banyak perusahaan harus trik atau cara membuat perusahaan tidak ketinggalan jaman,seandainya perusaahan tidak menggunakan cara digital perusaahan akan tertinggal dengan perusahaan yang menggunakan cara pembelajaran digital.menurut saya manfaat e-elarning bagi perusahaan? • Biaya yang Lebih Murah Bisa kita katakan bahwa pelatihan dengan memanfaatkan E-learning sangat jauh lebih hemat dibandingkan dengan metode klasik tatap muka yang selama ini masih banyak digunakan baik di perusahaan besar maupun kecil. Jika dengan model tatap muka maka perusahaan masih harus mengeluarkan banyak biaya seperti biaya tempat training, biaya pengajar, perjalanan dinas, konsumsi, transportasi, dll yang dalam satu kali training saja bisa menghabiskan biaya hingga puluhan atau bahkan ratusan juta rupiah. Padahal karyawan pada satu perusahaan jumlahnya bisa sampai ribuan orang. Berapa jadi total biayanya? Sedangkan jika menggunakan E-learning maka yang dibutuhkan hanya server atau pusat saja kemudian semua karyawan bisa mendapatkan materi pada email pribadi pada saat bersamaan dari berbagai tempat yang berbeda tanpa ada tambahan biaya apapun. • Cara Belajar yang Fleksibel Dengan penggunaan E-learning maka karyawan bisa belajar tidak hanya pada saat training saja seperti saat training dengan model konvensional melainkan dari mana saja dan kapan saja materi pelatihan bisa dibaca, dipelajari tanpa ada batasan tertentu. Secara tidak langsung karyawan akan belajar secara terus menerus tanpa paksaan. Dan tentu saja dengan cara yang jauh lebih menarik lagi. • Pembelajaran Secara Continue Dalam system E-learning, materi yang dibagikan kepada semua karyawan bisa dibaca berulang kali baik dalam bentuk dokumen, data atau video sehingga kapan saja dirasa perlu akan lebih mudah tanpa perlu harus membawa modul pelatihan yang berat kemana pun Anda pergi. Manfaatkan gadget Anda untuk hal yang seperti ini. • Pengukuran Hasil yang Akurat Dalam penggunaan pelatihan dengan E-learning maka karyawan bukannya tanpa tanggung jawab dan bebas atas kemudahan yang sudah diberikan. Sebagai salah satu ujian atau syarat kelulusan maka setiap karyawan dalam setiap jabatan diwajibkan untuk menjawab atau menyelesaikan setiap quiz, soal, test atau ujian yang diberikan juga melalui materi yang ada. Sistem E-learning sudah memiliki desain yang lengkap sampai dengan scoring atau penilaian jawaban karyawan yang saat itu juga bisa langsung mengetahui hasilnya. Dari segi waktu pun lebih efisien dan singkat bukan? • Jangkauan Tanpa Batas Dengan system E-learning maka bisa menjangkau siapa saja, dimana saja tanpa terbatas waktu dan tempat. Dalam memanfaatkan dunia maya jarak dan tempat seolah bukanlah sebuah hal yang begitu berarti. Manfaat Internet Untuk Dunia Bisnis Judul di atas kemungkinan sudah tidak asing lagi bagi para pembaca. Semua orang sebagian besar tentu sudah mengerti apa itu Internet, ya Internet (Inter-Network) adalah interkoneksi antar jaringan komputer sedunia yang dapat saling bertukar informasi. Layanan internet meliputi komunikasi langsung (email, chatting), diskusi (Usenet News, email, milis), sumber daya informasi yang terdistribusi (World Wide Web, Gopher), remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP), Social Media (twitter, facebook, friendster, linkedin) dan aneka layanan lainnya. Internet dapat dimanfaatkan dalam segala bidang, untuk bidang pendidikan, pemerintah, perbankan, penyuluhan kepada masyarakat, kesehatan, dan masih banyak lagi. Untuk tulisan kali ini yang akan dibahas adalah manfaat internet untuk dunia bisnis. Internet telah merevolusi cara dunia melakukan bisnis baik di tingkat lokal dan global. Dari cara mengumpulkan data untuk merekrut karyawan pada perusahaan, cara bisnis menggunakan Internet sangat banyak, sebagai manfaat dari Internet untuk komunitas bisnis. Orang telah menemukan berbagai manfaat internet untuk bisnisnya. Banyak perusahaan kecil dan besar telah memanfaatkan Internet demi menunjang bisnis mereka. Bahkan ada yang dinamakan bisnis Online dimana semata-mata menjadikan Internet sebagai bisnis utama. Banyak perusahaan, terutama yang menerapkan perdagangan online, telah mengintegrasikan situs Web mereka dengan sistem back-office seperti database, paket akuntansi dan kontrol stok dan penelusuran pelanggan mereka. Hal ini dapat mengurangi biaya administrasi dan meningkatkan layanan pelanggan dengan memberikan informasi yang cepat dan mudah tentang kemajuan order kepada pelanggan. Adanya Internet mendobrak batasan ruang dan waktu. Sebuah perusahaan di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pasar Amerika dibandingkan dengan perusahaan di Eropa, atau bahkan dengan perusahaan di Amerika. Perlu diingat, hal yang sebaliknya (perusahaan luar mengakses pasar Indonesia) dapat juga dilakukan dengan mudah. Hilangnya batasan ruang dan waktu dengan adanya Internet membuka peluang baru untuk melakukan pekerjaan dari jarak jauh. Istilah teleworker atau teleworking mulai muncul. Seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya dari rumah tanpa perlu pusing dengan masalah lalulintas. Kesemua hal di atas menunjukkan adanya peluang-peluang baru di dalam bisnis dengan adanya Internet. Berikut contoh macam-macam bisnis yang dapat dilakukan melalui media Internet : • Menjual Produk : Jika anda mempunyai produk bisa dipasarkan melalui website yang telah dibuat, kemudian diiklankan melalui media internet. • Menjual Informasi : Jika anda mempunyai informasi yang berharga dan tidak banyak orang tahu, maka informasi tersebut bisa anda jual. Produk bisa dikemas dalam bentuk ebook. • Pemasaran Online : Anda bisa menjual produk orang lain melalui website anda. Sebuah perusahaan bisa memasarkan produk atau jasa tanpa menggunakan teknik pemasaran tradisional seperti brosur, surat dan iklan di surat kabar. • Menjual Program/software yang bermanfaat : Jika Anda adalah seorang programer komputer yang ahli, maka Anda pun bisa menjual Software buatan Anda tersebut lewat jalur internet. Misalnya, software untuk mengirimkan iklan baris ke ratusan bahkan ribuan situs iklan baris hanya dengan satu kali klik, dsb. • Kursus Online : Jika anda mempunyai keahlian dalam bidang bahasa, anda bisa mengajarkan kursus online lewat website • Jika Anda adalah seorang penulis buku, maka Anda bisa menjual hasil karya Anda di Toko Buku Online. • Web hosting dan menjual kembali paket web hosting. • Menjual nama domain. • Membeli, mengembangkan dan menjual website. • Membangun komunitas online seperti forum, dating dan situs jejaring sosial. Alasan kegagalan implementasi e-learning di perusahaan. 1. Tidak memiliki strategi implementasi (blue print) yang komprehensif. Sering kali perusahaannya hanya berpikir dalam jangka pendek ketika memutuskan untuk mengimplementasikan e-learning, bahkan hanya menganggap e-learning sebagai sebuah pilot project. Hal ini jelas merupakan sebuah kesalahan besar. Penerapan e-learning harus dipikirkan dengan matang dan terencana karena banyak hal yang terkait di dalamnya. Oleh karenanya, sebelum memutuskan untuk mengimplementasikan e-learning, perusahaan harus sudah memikirkan langkah-langkah strategis yang akan diterapkan, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang untuk memastikan kelangsungan implementasi e-learning yang berdaya guna. Untuk itu, pada awalnya perusahaan harus melakukan identifikasi dan penggalian informasi mengenai implementasi e-learning, baik dengan memanfaatkan jasa konsultan e-learning atau pun melakukan adopsi (benchmark) dari perusahaan lainnya yang sudah sukses mengimplementasikan e-learning. Selain itu, harus dipastikan agar implementasi e-learning tidak berdiri sendiri, tetapi terintegrasi dengan learning management secara keseluruhan. 2. Ketidaksiapan melakukan change management. Yang dimaksud dengan change management di sini lebih dalam konteks people. Harus disadari bahwa keberhasilan implementasi e-learning sangat tergantung dari penerimaan atau respons para penggunanya (dalam hal ini adalah karyawan perusahaan). Implementasi e-learning dapat dikatakan sukses apabila ada antusiasme yang tinggi dari penggunanya, dan memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas SDM dalam rangka mencapai target perusahaan. Salah satu tantangan yang perlu dipikirkan dengan matang oleh manajemen adalah merubah proses atau budaya belajar (learning culture) karyawan perusahaan. Apabila selama ini proses pembelajaran lebih didominasi dengan metode konvensional, khususnya pelatihan di kelas (training classroom), di mana ada peran seorang instruktur atau trainer yang memberikan pelatihan, maka dengan e-learning peran itu menjadi hilang. Oleh karenanya, perusahaan harus membuat kebijakan yang tepat, yang dapat memberikan rangsangan kepada para karyawan agar mau berpartisipasi secara aktif sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Pemberian reward kepada peserta dengan result evaluation yang sangat baik, penugasan seorang supervisor untuk mengawasi implementasi di setiap cabang atau unit kerja, dan kebijakan untuk menjadikan e-learning sebagai salah satu tolak ukur kompetensi karyawan merupakan beberapa cara yang bisa diterapkan. 3. Kurangnya support dari manajemen secara keseluruhan. Kesan yang seringkali muncul adalah implementasi e-Learning di sebuah perusahaan hanya menjadi milik dan tanggung jawab satu divisi saja, khususnya Training/Learning Center. Kondisi demikian membuat divisi lainnya merasa tidak dilibatkan, dan hal ini menyebabkan timbulnya resistensi terhadap implementasi e-Learning di perusahaan. Seharusnya implementasi e-Learning menjadi milik semua elemen di perusahaan dengan tujuan pengembangan sumber daya manusia demi kelancaran bisnis perusahaan. Harus ada sinergi dari semua pihak di perusahaan agar implementasi e-Learning dapat berjalan dengan baik dan makksimal, mulai dari proses pengembangan hingga pelaksanaannya,. 4. Ketidaksiapan infrastruktur teknologi. Tanpa teknologi yang memadai, mustahil implementasi e-learning dapat berjalan maksimal. Teknologi bukan hanya sekedar sarana pendukung, tetapi menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi. Keberadaan teknologi yang memadai menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan implementasi e-learning di perusahaan. Salah satu contoh kegagalan yang sering terjadi adalah masalah bandwith. Perusahaan tidak memperhitungkan dengan cermat kapasitas bandwith yang dibutuhkan untuk implementasi e-learning dan kaitannya dengan proses operasional perusahaan. Yang kemudian terjadi adalah keberadaan e-learning justru dianggap menjadi penghambat proses operasional perusahaan. Kondisi ini kemudian diikuti dengan langkah untuk mengurangi kapasitas bandwith untuk penggunaan e-learning. Dampaknya adalah proses pembelajaran via e-learning menjadi sangat lambat, khususnya dalam proses pengunduhan materi. Hal ini jelas menimbulkan ketidaknyamanan bagi para penggunanya. Ketika ini terjadi, dapat dikatakan bahwa penerapan e-learning telah setengah jalan menuju kegagalannya, karena seperti yang telah saya jelaskan di poin sebelumnya, keberhasilan e-learning tergantung bagaimana penerimaan atau respons dari para penggunanya. 5. Individu-individu pelaksana yang kurang kompeten. Perusahaan menganggap bahwa e-learning dapat dikelola oleh siapa saja. Ini jelas pemahaman yang sangat salah. Dapat dikatakan bahwa e-learning merupakan perpaduan dari banyak unsur, seperti education, IT, art, dan multi-media. Oleh karenanya, dibutuhkan figur-figur yang memiliki pengetahuan terkait dengan unsur-unsur tersebut. Figur yang tidak hanya paham bagaimana membuat sebuah materi yang berguna, tetapi juga bagaimana materi itu menarik bagi para pembelajarnya, serta dapat berfungsi dengan baik dalam koridor teknologi. 6. Penggunaan Learning Management System (LMS) yang tidak tepat sasaran. LMS adalah software aplikasi yang berfungsi untuk menyimpan, mengelola, dan mendistribusikan berbagai materi pelatihan, ujian atau test yang telah disiapkan. LMS dilengkapi dengan katalog online sehingga pembelajar dapat mengakses, memilih, dan menjalankan berbagai materi pelatihan yang ada. LMS mampu mencatat log atau tracking aktivitas setiap pembelajar yang memanfaatkan e-learning. Ada banyak aplikasi LMS yang dapat dipilih dan digunakan, baik yang sifatnya berbayar atau pun gratis. Setiap aplikasi LMS tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Agar tidak salah pilih, sebaiknya perusahaan perlu terlebih dahulu melakukan identifikasi kebutuhan mereka akan LMS yang disesuaikan dengan sistem pembelajaran yang akan dibangun dan diterapkan kedepannya. 7. Pemilihan vendor e-learning yang tidak tepat. Biasanya perusahaan memilih sebuah vendor e-learning karena dua alasan, yaitu harga yang relatif murah dan nama besar. Hal itu memang tidak salah, tetapi alangkah baiknya bila pemilihan vendor e-learning disesuaikan dengan kebutuhan dan strategi implementasi yang ada agar kedepannya implementasi e-learning dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Sebagai contohnya, perusahaan memilih vendor A karena harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibandingkan kompetitornya. Tetapi ternyata kualitas modul e-learning yang dihasilkan sangat mengecewakan dan jauh dari ekspektasi perusahaan, serta tidak menarik minat karyawan untuk mempelajarinya. Contoh lainnya adalah perusahaan memilih vendor B karena nama besarnya di bidang e-learning. Secara kualitas memang bagus, tetapi belakangan baru diketahui bahwa modul yang dihasilkan memiliki satu kelemahan utama, yaitu tidak dapat di-update oleh pihak internal perusahaan karena ada keterbatasan komponen yang hanya dimiliki oleh vendor tersebut. Jadilah perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan apabila ingin melakukan perubahan yang bersifat update. Padahal perusahaan sudah mengalokasikan SDM khusus yang bertugas untuk melakukan perubahan atau modifikasi. 8. Penyusunan kursus atau materi e-learning yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau strategi bisnis perusahaan (business strategy). Hal ini merupakan kondisi yang tidak hanya terjadi pada implementasi e-learning, tetapi secara lebih luas juga pada pelaksanaan training di banyak perusahaan. Ketika menyusun sebuah training, pihak yang terkait sering kali tidak mempertimbangkan implikasinya bagi strategi bisnis perusahaan. Mereka beranggapan bahwa karyawan perlu tahu tentang sebuah materi training, tanpa memikirkan alasan, tujuan, atau dampaknya secara langsung bagi karyawan dan perusahaan. Langkah yang sebaiknya dilakukan di awal adalah melakukan training needs analysis (TNA) berbasis kompetensi yang mengacu pada corporate strategy, business strategy, dan functional strategies. Hasil dari proses tersebut nantinya tertuang dalam sebuah matriks implication of business strategy for training, yang akan dijadikan acuan dalam menyusun sebuah training atau eContent bagi karyawan perusahaan. 9. Modul e-learning yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip instructional design (tidak efektif). Ada beberapa hal yang dapat dijadikan contoh indikasi. Pertama adalah developer minded, bukan user minded. Dalam mengembangkan sebuah modul e-learning, seharusnya didasari atas pemikiran “apa yang perlu diketahui dan yang terbaik” untuk pembelajar (user), bukan apa yang terbaik menurut kacamata developer. Kedua adalah lebih mendahulukan tampilan (grafis) daripada instructional strategy. Harus dipahami bahwa sebuah modul e-learning yang baik diukur dari seberapa mudah materi pembelajarannya untuk dimengerti dan dipahami, bukan dari seberapa bagus kualitas grafis yang ditampilkan. Untuk itu diperlukan pemilihan instructional strategy yang baik dan sesuai. Grafis hanyalah salah satu bagian dari instructional strategy yang digunakan untuk mempermudah user memahami sebuah materi. Ketiga adalah cakupan materi yang terlalu banyak dan dipaksakan. Banyak perusahaan terjebak dalam pemikiran bahwa kehadiran e-learning otomatis akan menggantikan fungsi training konvensional (classroom). Kondisi ini membuat perusahaan sebisa mungkin memasukkan materi sebanyak-banyaknya dalam sebuah modul e-learning. Hal ini jelas menyulitkan bagi para pembelajar dalam mempelajari dan memahami materi yang disampaikan. Sebuah modul e-learning seharusnya mudah untuk dipelajari (simple). Satu yang harus dipahami adalah bahwa kehadiran e-learning tidak otomatis menggantikan training konvensional secara keseluruhan. Ada beberapa materi pembelajaran yang dapat sepenuhnya menggunakan e-learning, dan ada beberapa lainnya yang tetap harus disampaikan dengan metode konvensional. Hambatan Pemanfaatan E-Learning Beberapa kendala yang mesti menjadi bahan pertimbangan dalam menerapkan teknologi web base learning adalah : 1. Faktor waktu pengembanganRancangan dan pengembangan web base learning memerlukan waktu yang relatif lama. Hal ini terkait dengan rancangan website pembelajaran, rancangan modul atau bahan ajar, bahan latihan dan bahan ujian dari dosen matakuliah. 2. Faktor BiayaBiaya implementasi terkait dengan biaya akses internet secara bulanan, biaya produksi awal yang relative besar seperti pengadaan peralatan (Komputer, jaringan telp/ADSL, peralatan jaringan lokal, dll). Faktor biaya akan menjadi ringan jika sarana dan prasaran pendukung telah tersedia, sehingga focus factor biaya hanya terletak pada biaya akses internet dan biaya perancangan website. 3. Faktor ManusiaKualitas SDM merupakan masalah klasik yang selalu “menghantui” di PTAI, terutama dibidang Teknologi Informasi. Bahkan sampai saat ini ada anggapan dari beberapa dosen di PTAI bahwa internet adalah “pusat dosa dan nista”. Sebuah ungkapan yang sangat naïf sekali untuk menutupi kekurangan diri. Masih kurangnya minat dan perhatian unsur akademik seperti dosen, pimpinan dan mahasiswa pada PTAI menambah panjang factor tantangan dalam penerapan web base learning di PTAI. Beberapa solusi alternatif yang dapat menjadi pertimbangan dalam mengatasi masalah penerapan web base learning ini, diantaranya : 1. Untuk tahap awal hanya dirancang khusus web base learning yang sesuai dengan kebutuhan. Artinya hanya beberapa matakuliah yang dianggap telah siap untuk dimuat dalam website learning. 2. Alokasi dana khusus merupakan langkah yang paling tepat untuk mengatasi masalah pendanaan. Kondisi ini atau masalah kekurangan biaya tidak menjadikan pengimplementasian web base learning tertunda, karena kebanyakan PTAI saat ini telah memiliki website akademik mandiri dan begitu juga dengan jaringan akses internet, sehingga dengan kondisi yang setidaknya PTAI sudah mampu membuat sebuah prototype pembelajaran berbasis web. 3. Pengaruh mobilitas informasi menjadikan tantangan tersendiri bagi mahasiswa dan dosen untuk mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terutama teknologi informasi. Kondisi ini menjadikan mahasiswa dan dosen untuk berusaha memicu diri untuk memanfaatkan fasilitas teknologi dalam mengimbangi mobilitas informasi tersebut. Disamping hal tersebut, pelatihan, sosialisai yang intensif dan terjadwal merupakan langkah yang tepat untuk mengtasi permasalah kualitas sumber daya manusia. Kendala Penerapan e-Learning di Indonesia beserta Solusinya Dalam Penerapan e-Learning di Indonesia , masih terdapat beberapa kendala yang menghambat pelaksanaannya, antara lain : 1. Biaya awal pengoperasian (Investasi awal) Biaya awal pengoperasian merupakan salah satu kendala yang menghambat sistem e-learning ini, karena biaya yang dibutuhkan pasti sangat besar. Hal tersebut yang membuat seseorang atau instansi pendidikan berfikir dua kali untuk menerapkan sistem e-learning tersebut. 2. Budaya Dengan adanya sistem e-learning ini, kita dituntut untuk menerapkan budaya belajar mandiri dan terbiasa untuk selalu menggunakan teknologi yang ada , seperti komputer, laptop, dan internet . namun tidak semua orang menguasai hal tersebut, masih banyak orang yang belum terbiasa menggunakan komputer dan internet dikehidupan sehari-harinya 3. Teknologi dan infrastruktur Penerapan E-learning membutuhkan banyak perangkat pendukung seperti komputer, internet yang lancar, LCD dan teknologi lain yang tepat. Akan tetapi, masih banyak instansi pendidikan atau perusahaan yang infrastruktur dan teknologinya masih belum memadai sampai saat ini. 4. Internet mahal Kendala lain dalam penerapan e-learning adalah biaya internet yang mahal, sehingga tidak semua orang mau mengeluarkan biaya mahal untuk pemasangan internet, mereka pasti berfikir akan lebih baik jika biaya tersebut digunakan untuk urusan yang lain 5. Belum tersedianya hotspot di semua instansi pendidikan Karena biaya pemasangan internet yang mahal , masih banyak instansi pendidikan yang belum menyediakan area hotspot/wifi, sedangkan hal tersebut merupakan salah satu penunjang terlaksananya program e-learning ini. 6. Belum siapnya SDM yang dimiliki Sumber Daya Manusia yang dimaksud disini adalah para pengajar dan siswa/mahasiswa. Masih banyak pengajar, terutama pengajar yang lama belum bisa menggunakan e-learning dalam pembelajaran karena mereka memang belum pernah mengenal apa itu e-learning sebelumnya. Sedangkan dari sisi siswa / mahasiswanya sendiri pun masih banyak yang belum paham dan belum bisa menggunakan e-learning secara optimal. Hal itu dikarenakan kebiasaan mereka menggunakan sistem lama, seperti mencatat, merangkum , dan mereka tidak dibiasakan untuk selalu menggunakan komputer dalam pembelajarannya. 7. Sistem pendidikan yang belum berbasis e-learning Masih banyak instansi pendidikan di Indonesia yang sistem pembelajarannya belum berbasis e-learning, hal ini dikarenakan adanya banyak kendala seperti yang telah dijelaskan sebelumnya sperti biaya, infrastruktur penunjang dan SDM. Dengan adanya kendala - kendala tersebut sudah seharusnya kita memikirkan solusi yang paling tepat untuk mengatasinya . Agar penerapan sistem pembelajaran berbasis e-learning di Indonesia bisa berjalan dengan baik , lancar dan sesuai dengan yang diinginkan . Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dijadikan solusi dari kendala-kendala dalam penerapan sistem e-learning di Indonesia 1. Untuk masalah biaya penggunaan internet, Sebaiknya diadakan kerjasama antara Pemerintah dan Perusahaan telekomunikasi di Indonesia untuk menyediakan layanan internet yang murah khususnya untuk bidang pendidikan. Perusahaan telekomunikasi bisa menyediakan paket-paket internet murah sehingga bisa dijangkau oleh semua kalangan , dan pastinya dengan jaringan yang lancar . bisa juga dengan disediakan area hotspot/wifi disekolah atau instansi pendidikan lainnya. Dengan beberapa hal tersebut sudah cukup membantu pelaksanaan sistem e-learning di Indonesia. 2. Untuk masalah pengadaan infrastruktur dan teknologi penunjang dalam penerapan e-learning di Indonesia Penerapan E-learning membutuhkan banyak perangkat pendukung seperti komputer, internet yang lancar, LCD dan proyektor serta teknologi lain yang tepat. sedangkan untuk melengkapi infrastruktur tersebut pastilah membutuhkan banyak biaya. Seharusnya Pemerintah Indonesia menyediakan dana untuk pengadaan infrastruktur penunjang yang dibutuhkan , sehingga sekolah-sekolah atau instansi pendidikan di Indonesia tidak terlalu terbebani dengan hal tersebut. Sesuai dengan ketetapan yang ada bahwa anggaran pendidikan sebesar 20% dari anggaran negara jika anggaran tersebut bisa lebih tinggi, maka akan lebih baik lagi. Karena anggaran yang semakin besar untuk pendidikan, berbanding lurus dengan kualitas pendidikan. Semakin tersedia sarana dan prasarana pendidikan, semakin baik kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. 3. Untuk masalah Sumber Daya Manusia (SDM) Kendala lain dalam penerapan e-learning di Indonesia adalah Sumber daya manusia (SDM) seperti pengajar dan siswa/mahasiswa , SDM yang ada haruslah ditingkatkan terlebih dahulu. Dapat dimulai dengan diadakannya sosialisasi tentang pendidikan berbasis e-learning di sekolah- sekolah atau instansi pendidikan yang lain. agar mereka lebih mengetahui apa itu e-learning ,apa manfaat dan apa saja yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. Peningkatan SDM dari segi pengajar/tenaga pendidik dapat diakukan dengan pemberian pelatihan dalam bidang IT ,agar mereka lebih menguasai teknologi informasi dan komunikasi digital dan penerapannya. Selain itu pengajar juga perlu dilatih kekreatifitasannya dalam menyampaikan dan mengembangkan materi-materi yang bersifat e-learning. Sedangkan dari segi siswa/mahasiswa, mereka juga harus dibiasakan untuk belajar mandiri dengan menggunakan teknologi yang ada seperti komputer, laptop, internet, LCD, dll , agar mereka lebih terampil dan kreatif. Dalam penerapan sistem pendidikan yang berbasis e-Learning ini siswa/ mahasiswa merupakan subjek utama dalam sistem pendidikan tersebut. Siswa/mahasiswa akan dituntut lebih proaktif dan kreatif dalam mengikuti proses belajar dan mengajar yang berbasis e-Learning, sehingga peranan pengajar akan semakin berkurang. Namum pengajar tetap harus melakukan pengawasan terhadap kemajuan prestasi siswa/mahasiswa itu sendiri, jangan sampai terdapat siswa/mahasiswa yang tidak up to date terhadap materi yang telah disajikan oleh pengajar dan membuat prestasi siswa menjadi semakin turun. Antara pengajar dan peserta didik harus tetap terjalin komunikasi, baik itu di sekolah ataupun diluar lingkungan sekolah, baik itu secara langsung ataupun melalui media komunikasi lainnya seperti email, sms, chatting , social media seperti Facebook, Twitter, Blog dan sebagainya. selain itu media komunikasi tersebut dapat digunakan juga dalam penyampaian informasi termasuk penyampaian materi yang diajarkan. Untuk mengatasi berbagai kendala penerapan e-Learning di Indonesia dibutuhkan peran dan dukungan dari berbagai pihak.agar sistem ini dapat berjalan dengan baik dan merata di Indonesia serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. berikut tips yang dapat digunakan untuk menghemat biaya operasional secara efektif: Efisiensi Proses Kerja Proses kerja merupakan hal yang penting untuk sebuah bisnis. Namun, apakah proses kerja pada perusahaan Anda sudah efisien? Kebanyakan proses kerja cenderung tidak efisien dan berlebihan. Sehingga Anda perlu melakukan evaluasi proses kerja pada perusahaan Anda. Lakukan analisa proses kerja mana yang penting dan yang tidak penting, mana yang perlu dihilangkan atau dipangkas. Buatlah proses kerja pada perusahaan seefektif dan seefisien mungkin. Peralatan yang berlebihan, konsumsi listrik, air, telepon, wifi, kertas, dan lainnya yang dapat Anda hemat, sebaiknya diatur sedemikian rupa untuk digunakan seperlunya saja. Efisiensi Sumber Daya Manusia Selain proses kerja, Anda juga perlu mengatur sumber daya manusia yang ada di perusahaan. Pilihlah orang-orang terbaik yang bekerja di tempat Anda, jika ada yang malas, Anda dapat mengeluarkannya. Selain itu, tempatkan karyawan dengan kualitas terbaik pada posisinya masing-masing. Bekali juga karyawan Anda dengan beberapa pelatihan agar mereka kompeten dalam pekerjaannya. Mungkin beberapa dari Anda berpikir, mengapa malah membuat pelatihan, kan malah menambah pengeluaran? Biaya pelatihan yang Anda keluarkan merupakan investasi agar sumber daya yang ada menjadi efektif dan efisien. Manfaatkan Penggunaan Teknologi Perkembangan teknologi juga dapat Anda manfaatkan dalam dunia bisnis. Dengan menggunakan bantuan teknologi, komunikasi akan menjadi sangat mudah dan murah. Selain komunikasi, dengan menggunakan teknologi Anda juga dapat mengurangi biaya operasional lain, seperti: a. Melakukan efisiensi dalam koordinasi, dengan bantuan teknologi rapat dan koordinasi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan mudah dan cepat. b. Mengurangi penggunaan kertas, dengan teknologi Anda juga dapat menghemat kertas dalam operasional. Bahkan dengan mencatat semua hal dengan teknologi maka data akan selalu tersimpan dan Anda tidak perlu takut kehilangan. c. Menghemat biaya perjalanan / transportasi, jika Anda mendapatkan tugas perjalanan dinas gunakan kelas ekonomi dan apabila memungkinkan Anda dapat menggunakan aplikasi video call. Sehingga waktu, biaya dan energi akan berkurang. Efisiensi Cuti dan Lembur Buatlah kebijakan mengenai cuti dan lembur yang efektif. Misalnya, membuat pengaturan giliran cuti, karyawan yang akan cuti harus menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu. Hal ini dapat berguna untuk mencegah inefisiensi proses kerja. Selain itu, produktivitas juga tetap akan berjalan. Selain cuti, lembur juga harus diatur. Berbayar ataupun tidak lembur akan menambah biaya operasional. Anda dapat menganalisis apakah waktu lembur efektif digunakan untuk bekerja atau tidak. Karena ada beberapa orang yang kadang memanfaatkan lembur hanya untuk mendapatkan bonus saja. Melakukan penghematan dan penurunan biaya operasional tidak dapat Anda lakukan sendirian. Mintalah bantuan dan kesadaran dari semua karyawan yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan. \ Jakarta, 24 Desember 2018 Mayang Sari DAFTAR PUSTAKA Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen : Pengenalan E-learning. FEB – Universitas Mercubuana: Jakarta.https://garudacyber.co.id/artikel/900-kelebihan-dan-kekurangan-manajemen-sistem-informasi-terhadap-organisasi-maupun-perusahaan https://blingjamong.wordpress.com/2013/11/18/1-1dampak-positif-dan-negatif-teknologi-informasi-dan-komunikasi-dalam-bidang-pendidikan-pemerintah-dan-ekonomi/ Anzizhan, Syafaruddin. Sistem pengambilan keputusan pendidikan.Ebook.Anonim. 2013. Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Organisasi (http://www.contohlengkap.com/2013/08/ diakses pada 23 Oktober 2016).https://garudacyber.co.id/artikel/900-kelebihan-dan-kekurangan-manajemen-sistem-informasi-terhadap-organisasi-maupun-perusahaan https://www.jurnal.id/id/blog/2018-tips-praktis-menghemat-biaya-operasional-perusahaan/ http://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/28/Manfaat-Internet-untuk-Dunia-Bisnis.html Didi Wahyu Sudirman. 2003. Pengambilan Keputusan sebagai Langkah Strategis Tugas Manajer. journal.uny.ac.id, 3(2): 93-101. http://srisuryani20.blogspot.com/2014/01/pembelajaran-elektronik-e-learning.html
0 komentar:
Posting Komentar